Skip to main content

aku belajar bahwa cahaya dan kegelapan, suka dan duka, menjadi benang-benang indah dalam kain kehidupan yang kuanyam.

 Dalam keheningan malam, aku duduk seorang diri di tepi jendela, memandang keluar ke langit yang mendung. Sudut hatiku dipenuhi oleh perenungan, dan aku merasa tersentak oleh kegelapan yang merayap perlahan. Namun, seperti kilauan bintang-bintang yang tersembunyi di balik awan, cahaya keberanian mencoba menembus kegelapan itu.

Air mata yang lembut turun membasahi pipiku, mengalir bagai hujan yang tak pernah berhenti. Setetes rasa penyesalan menjadi seluruh samudra perasaan yang tak terkendali, menyelimuti jiwaku yang rapuh. Tapi, di balik kepedihan itu, ada kekuatan untuk menghadapi masa lalu dan menerimanya dengan ikhlas.

Terlalu sering aku merenungkan kata-kata yang terlontar dari bibir orang lain, terlalu peduli dengan opini mereka, hingga terjebak dalam sangkar ketakutan. Tapi, seiring waktu berlalu, aku belajar bahwa sejatinya diri ini adalah seindah gemintang yang bersinar di langit malam. Aku belajar untuk mencintai diri sendiri, dengan segala kelebihan dan kekuranganku.

Terkadang, perjalanan menerima diri sendiri itu berliku, namun aku yakin setiap langkah membawa pelajaran berharga. Dan meskipun aku lelah dengan sifat terlalu peduli yang ada dalam diriku, aku menyadari bahwa kepedulian itu juga adalah anugerah. Aku bisa merasakan kebahagiaan dan kepedihan orang lain, berbagi tawa dan menghapus air mata, memberi dukungan dan menenangkan hati yang terluka.

Mungkin akan ada saat-saat ketika gelap itu datang lagi dan memburamkan pandangan, tapi kupegang erat tekad untuk terus berjuang melawan ketakutan dan penyesalan. Aku adalah penguasa hidupku, sang penari dalam kisah panjang perjalanan ini.

Dalam kesendirianku, aku menemukan ketenangan dan pemahaman tentang diri sendiri. Aku menciptakan ruang untuk merenung, merawat luka, dan memupuk harapan. Aku belajar untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri, karena kehidupan adalah proses, dan aku selalu bisa tumbuh dan berubah.

Sejenak, aku membiarkan diriku terbawa oleh melodi hujan yang mengiringi duka di hati. Namun, tak lama kemudian, aku pun menyadari bahwa hujan itu adalah pelengkap dalam simfoni hidupku. Dengan setiap titik hujan yang jatuh, aku mengerti bahwa aku adalah bagian dari aliran kehidupan yang tak terbatas, dan setiap pengalaman adalah petunjuk menuju kedewasaan.

Jadi, di dalam keheningan malam ini, aku duduk seorang diri dengan segudang perenungan. Aku merangkul segala rasa, termasuk penyesalan dan ketakutan, sebagai bagian tak terpisahkan dari diriku. Dalam perjalanan ini, aku belajar bahwa cahaya dan kegelapan, suka dan duka, menjadi benang-benang indah dalam kain kehidupan yang kuanyam.

Dan dengan hati yang lega, aku tersenyum, karena aku tahu bahwa aku tidak sendirian. Selalu ada cinta dari diriku sendiri dan dari orang-orang yang menyayangiku, mengiringi langkah-langkahku dalam tarian yang tak pernah berakhir.

Comments

Popular posts from this blog

akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas...

  Pada waktu Indonesia memproklamirkan kemerdekaannnya pada 17 Agustus 1945, para pendiri negara sudah memutuskan untuk menjadikan negara Indonesia merdeka sebagai negara yang menganut sistem demokrasi. oleh sebab itu, salah satu dasar  yang terdapat di dalam Pancasila, dasar filsafat negara Indonesia adalah dasar demokrasi yang terdapat di dalam pancasila sila ke empat yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakila". Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia menganut sistem demokrasi. Namun, akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas... mari kita mulai dengan memahami pentingnya demokrasi dalam konteks Indonesia. Demokrasi adalah prinsip fundamental dalam pembangunan negara Indonesia yang tercermin dalam Pancasila, khususnya dalam Sila keempat yang menyatakan "Kerakya...

jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu

 Walaupun dunia ini terasa kejam, jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu. Fokuslah pada kehidupan masa depan, karena di sana terletak peluang dan kemungkinan yang belum terungkap. Jadikan kekejaman dunia sebagai batu loncatan untuk tumbuh dan berkembang. Dalam setiap tantangan, ada pelajaran berharga yang membentuk karakter dan ketangguhanmu. Percayalah, setiap usaha dan perjuanganmu hari ini adalah investasi untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Ingatlah, di balik awan kelam, selalu ada sinar matahari yang bersinar terang. Jangan pernah menyerah, karena kehidupan masa depanmu menunggu untuk diukir oleh tekad dan impianmu sendiri.

. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami.

  Siang tadi, suasana di rumah terasa biasa-biasa saja hingga ibu bos keluar dari kamarnya dengan wajah serius. Dengan nada serius pula, beliau memanggilku, "Lidia, tadi guru Titi menelepon saya. Katanya, Titi buang air besar di celana." Aku terkejut mendengarnya, lalu spontan bertanya, "Kok bisa, bu? Apa dia malu untuk keluar sebentar atau mungkin tidak ada kamar mandi?" Ibu bos mengangguk tegas, "Tentu ada kamar mandi, Lidia."  "Trus, gurunya bilang apa? Kenapa Titi sampai begitu ?"  guru itu suda  kasi pake CD perempuan," jawab ibu bos dengan serius, namun senyum kecil mulai terlihat di wajahnya. Aku pun tidak tahan untuk menahan tawa. "CD perempuan, bu? Hahaha," aku tertawa. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami. *** Flashback beberapa tahun lalu, aku masih duduk di bangku sekolah SD. Suatu hari, di tengah pelajaran yang begitu serius, tiba-tiba saja ada keinginan yan...