Skip to main content

kita adalah para pemain dalam pertunjukan hidup ini, sementara Allah adalah dalang yang mengatur alur cerita.

 Manusia seperti boneka wayang, sedangkan Allah adalah pengaturnya. Segala yang terjadi dalam hidup kita adalah kehendak absolut dari Yang Maha Kuasa. Kita sebagai manusia hanya diberikan perasaan, tetapi tak peduli apapun perasaan yang kita alami, Sang Pengatur sudah jauh lebih tahu akan hasil akhirnya. Menjalani petunjuk dari Sang Pengatur tidaklah sulit, asalkan kita melakukannya dengan taat dan penuh pasrah.

Kita sebagai manusia ibarat boneka wayang, dengan Allah sebagai dalangnya yang mengatur alur perjalanan hidup kita. Setiap langkah, pilihan, dan pengalaman yang kita alami, semuanya telah ditentukan oleh Sang Dalang. Sebagai manusia, kita memiliki perasaan dan emosi yang diberikan kepada kita. Namun, tidak peduli dengan apa yang kita rasakan, Allah yang Maha Tahu akan akhir dari cerita kita.

Menjalani arahan dari Sang Dalang bukanlah sesuatu yang sulit, jika kita melakukannya dengan ketaatan dan kepasrahan. Kita harus menerima dan mengikuti petunjuk-Nya dengan penuh kesadaran bahwa Allah adalah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Ketika kita menjalani hidup dengan penuh kepasrahan kepada-Nya, kita akan menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang sejati.

Jadi, dalam analogi wayang ini, kita adalah para pemain dalam pertunjukan hidup ini, sementara Allah adalah dalang yang mengatur alur cerita. Kita harus belajar menerima peran kita sebagai manusia yang tunduk kepada kehendak-Nya dan mengikuti petunjuk-Nya dengan sepenuh hati. Dengan begitu, kita dapat hidup dalam keseimbangan dan mendapatkan kebahagiaan yang abadi.

Comments

Popular posts from this blog

akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas...

  Pada waktu Indonesia memproklamirkan kemerdekaannnya pada 17 Agustus 1945, para pendiri negara sudah memutuskan untuk menjadikan negara Indonesia merdeka sebagai negara yang menganut sistem demokrasi. oleh sebab itu, salah satu dasar  yang terdapat di dalam Pancasila, dasar filsafat negara Indonesia adalah dasar demokrasi yang terdapat di dalam pancasila sila ke empat yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakila". Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia menganut sistem demokrasi. Namun, akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas... mari kita mulai dengan memahami pentingnya demokrasi dalam konteks Indonesia. Demokrasi adalah prinsip fundamental dalam pembangunan negara Indonesia yang tercermin dalam Pancasila, khususnya dalam Sila keempat yang menyatakan "Kerakya...

jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu

 Walaupun dunia ini terasa kejam, jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu. Fokuslah pada kehidupan masa depan, karena di sana terletak peluang dan kemungkinan yang belum terungkap. Jadikan kekejaman dunia sebagai batu loncatan untuk tumbuh dan berkembang. Dalam setiap tantangan, ada pelajaran berharga yang membentuk karakter dan ketangguhanmu. Percayalah, setiap usaha dan perjuanganmu hari ini adalah investasi untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Ingatlah, di balik awan kelam, selalu ada sinar matahari yang bersinar terang. Jangan pernah menyerah, karena kehidupan masa depanmu menunggu untuk diukir oleh tekad dan impianmu sendiri.

. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami.

  Siang tadi, suasana di rumah terasa biasa-biasa saja hingga ibu bos keluar dari kamarnya dengan wajah serius. Dengan nada serius pula, beliau memanggilku, "Lidia, tadi guru Titi menelepon saya. Katanya, Titi buang air besar di celana." Aku terkejut mendengarnya, lalu spontan bertanya, "Kok bisa, bu? Apa dia malu untuk keluar sebentar atau mungkin tidak ada kamar mandi?" Ibu bos mengangguk tegas, "Tentu ada kamar mandi, Lidia."  "Trus, gurunya bilang apa? Kenapa Titi sampai begitu ?"  guru itu suda  kasi pake CD perempuan," jawab ibu bos dengan serius, namun senyum kecil mulai terlihat di wajahnya. Aku pun tidak tahan untuk menahan tawa. "CD perempuan, bu? Hahaha," aku tertawa. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami. *** Flashback beberapa tahun lalu, aku masih duduk di bangku sekolah SD. Suatu hari, di tengah pelajaran yang begitu serius, tiba-tiba saja ada keinginan yan...