Skip to main content

Kerutan di wajah mereka menggambarkan usia yang semakin senja.

memandangi wajah Ayah dan Ibu yang terlihat melalui panggilan video. Melihat mereka, aku menyadari betapa banyak perubahan yang terjadi seiring dengan berjalannya waktu. Kerutan di wajah mereka menggambarkan usia yang semakin senja.

Sejak aku meninggalkan kampung halaman untuk mencari kehidupan yang lebih baik,. Tujuan utamaku selalu menjadi memberikan kehidupan yang lebih baik bagi Ayah dan Ibu.

Hari ini, melihat wajah Ayah dan Ibu melalui layar telepon, aku merasakan sebuah kekosongan yang tak terungkap. Mereka adalah pusat kehidupanku, dan saat ini mereka membutuhkanku lebih dari sebelumnya. Dalam tatapan mata mereka, aku bisa merasakan kerinduan yang dalam, keinginan agar aku kembali .

Pikiranku dipenuhi dengan pertanyaan yang sulit dijawab. Apakah hidupku selama ini telah memiliki makna? Apakah kebahagiaan yang aku cari selama merantau bisa sebanding dengan cinta dan kasih sayang yang hilang karena jarak? Aku merasa waktu telah mencuri momen-momen berharga bersama Ayah dan Ibu, ketika kami masih bisa bersama, tertawa, dan berbagi cerita.

Dalam hatiku, aku membuat janji untuk kembali.  Aku akan menemui mereka sebelum terlambat, sebelum waktu benar-benar memudarkan wajah mereka dalam kenangan-kenanganku. Aku tidak ingin menyesali waktu yang telah terlewat, tetapi aku ingin memastikan bahwa Ayah dan Ibu tahu betapa pentingnya mereka dalam hidupku.

Ketika aku memutuskan untuk merantau, aku berharap menemukan kehidupan yang lebih baik. Namun, kini aku menyadari bahwa kebahagiaan sejati terletak dalam kebersamaan dengan keluarga. Melalui panggilan video ini, aku menyadari betapa berharganya momen-momen bersama Ayah dan Ibu. Aku mulai memahami bahwa kehidupan yang kucari tidak akan pernah lengkap tanpa cinta dan kehadiran mereka.

Dalam pikiranku, aku telah menetapkan prioritas baru. Aku akan mengakhiri masa merantauku dan memulai babak baru dalam hidupku, di mana keluarga adalah yang terpenting. Aku akan menjalani sisa hidupku dengan menghargai setiap momen yang kami miliki bersama. Kini aku mengerti bahwa cinta dan kehadiran Ayah dan Ibu adalah anugerah terbesar yang bisa kuterima.

Comments

Popular posts from this blog

akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas...

  Pada waktu Indonesia memproklamirkan kemerdekaannnya pada 17 Agustus 1945, para pendiri negara sudah memutuskan untuk menjadikan negara Indonesia merdeka sebagai negara yang menganut sistem demokrasi. oleh sebab itu, salah satu dasar  yang terdapat di dalam Pancasila, dasar filsafat negara Indonesia adalah dasar demokrasi yang terdapat di dalam pancasila sila ke empat yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakila". Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia menganut sistem demokrasi. Namun, akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas... mari kita mulai dengan memahami pentingnya demokrasi dalam konteks Indonesia. Demokrasi adalah prinsip fundamental dalam pembangunan negara Indonesia yang tercermin dalam Pancasila, khususnya dalam Sila keempat yang menyatakan "Kerakya...

jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu

 Walaupun dunia ini terasa kejam, jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu. Fokuslah pada kehidupan masa depan, karena di sana terletak peluang dan kemungkinan yang belum terungkap. Jadikan kekejaman dunia sebagai batu loncatan untuk tumbuh dan berkembang. Dalam setiap tantangan, ada pelajaran berharga yang membentuk karakter dan ketangguhanmu. Percayalah, setiap usaha dan perjuanganmu hari ini adalah investasi untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Ingatlah, di balik awan kelam, selalu ada sinar matahari yang bersinar terang. Jangan pernah menyerah, karena kehidupan masa depanmu menunggu untuk diukir oleh tekad dan impianmu sendiri.

. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami.

  Siang tadi, suasana di rumah terasa biasa-biasa saja hingga ibu bos keluar dari kamarnya dengan wajah serius. Dengan nada serius pula, beliau memanggilku, "Lidia, tadi guru Titi menelepon saya. Katanya, Titi buang air besar di celana." Aku terkejut mendengarnya, lalu spontan bertanya, "Kok bisa, bu? Apa dia malu untuk keluar sebentar atau mungkin tidak ada kamar mandi?" Ibu bos mengangguk tegas, "Tentu ada kamar mandi, Lidia."  "Trus, gurunya bilang apa? Kenapa Titi sampai begitu ?"  guru itu suda  kasi pake CD perempuan," jawab ibu bos dengan serius, namun senyum kecil mulai terlihat di wajahnya. Aku pun tidak tahan untuk menahan tawa. "CD perempuan, bu? Hahaha," aku tertawa. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami. *** Flashback beberapa tahun lalu, aku masih duduk di bangku sekolah SD. Suatu hari, di tengah pelajaran yang begitu serius, tiba-tiba saja ada keinginan yan...