Skip to main content

kesuksesan sejati adalah ketika aku bisa melihat kebanggaan dan kebahagiaan di wajah Ayah dan Ibu. Saat itu terjadi, semua jerih payah dan pengorbanan akan terasa bermakna. Karena pada akhirnya, bukan prestasi yang akan aku ingat, tapi momen-momen kebersamaan dengan mereka yang penuh cinta dan tawa.

kesuksesan sejati adalah ketika aku bisa melihat kebanggaan dan kebahagiaan di wajah Ayah dan Ibu. Saat itu terjadi, semua jerih payah dan pengorbanan akan terasa bermakna. Karena pada akhirnya, bukan prestasi yang akan aku ingat, tapi momen-momen kebersamaan dengan mereka yang penuh cinta dan tawa.
Sejak kecil, mereka telah memberikan aku fondasi yang kokoh, nilai-nilai yang kuat, dan keyakinan bahwa aku bisa mencapai apa pun yang aku inginkan. Mereka selalu ada di sampingku, memberikan dukungan dan dorongan tanpa henti. Setiap keberhasilanku dalam hidup ini tidak pernah lepas dari doa-doa dan doa restu mereka.

Namun, ketika aku mulai mengejar impian dan merantau , jarak memisahkan aku dari kehangatan keluarga. Meski aku meraih pencapaian  di mata orang lain, ada rasa hampa yang tidak terungkapkan tanpa kehadiran Ayah dan Ibu di sekitarku. Kesuksesan itu seperti bayangan yang kehilangan cahaya ketika tidak ada keluarga yang dapat aku bagikan keberhasilan dan kegembiraanku.

Dalam kehidupan yang sibuk dan penuh dengan target dan ambisi, aku mulai menyadari betapa berharganya setiap momen yang bisa aku habiskan bersama mereka. Setiap percakapan singkat di telepon, setiap video panggilan yang memperlihatkan senyuman mereka, semuanya membuatku merindukan kebersamaan yang nyata. Aku menyadari bahwa aku tak ingin hanya meraih sukses secara materi, tapi ingin berbagi kehidupan ini dengan Ayah dan Ibu yang selalu ada di hatiku 

Dalam pikiranku, kesuksesan sejati adalah ketika aku bisa melihat kebanggaan dan kebahagiaan di wajah Ayah dan Ibu. Saat itu terjadi, semua jerih payah dan pengorbanan akan terasa bermakna. Karena pada akhirnya, bukan prestasi yang akan aku ingat, tapi momen-momen kebersamaan dengan mereka yang penuh cinta dan tawa.

Kehadiran Ayah dan Ibu adalah sumber kekuatan dan inspirasi bagi diriku. Mereka mengajarkan aku tentang integritas, kerja keras, dan nilai-nilai yang tak ternilai harganya. Mereka memberikan aku pegangan saat aku kehilangan arah, dan memberikan motivasi saat aku merasa putus asa. Tanpa mereka, kesuksesan yang aku capai akan terasa hampa dan tak berarti.

Maka dari itu, aku bertekad untuk tidak hanya memprioritaskan kesuksesan materi, tetapi juga memastikan kehadiran Ayah dan Ibu dalam hidupku. Aku akan berusaha untuk menciptakan keseimbangan antara karier dan keluarga, untuk meluangkan waktu bersama mereka, dan menghargai setiap momen berharga yang bisa kami bagikan.

Kehidupan yang sukses bagi aku bukan lagi tentang pengakuan dari dunia luar, tetapi tentang kebahagiaan dan kepuasan batin yang datang dari kehadiran Ayah dan Ibu. Aku menyadari bahwa tak ada prestasi yang lebih berharga daripada melihat mereka tersenyum dengan bangga, mengetahui bahwa aku telah mencapai impianku sambil tetap menjaga ikatan keluarga yang kuat.

Dalam perjalanan hidup ini, aku menyadari bahwa kebahagiaan sejati terletak pada kebersamaan dan kasih sayang keluarga. Aku akan terus berjuang untuk mencapai kesuksesan, namun tidak akan pernah melupakan betapa pentingnya Ayah dan Ibu di sampingku. Dengan kehadiran mereka, hidupku memiliki makna yang dalam dan penuh berkat.

Comments

Popular posts from this blog

akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas...

  Pada waktu Indonesia memproklamirkan kemerdekaannnya pada 17 Agustus 1945, para pendiri negara sudah memutuskan untuk menjadikan negara Indonesia merdeka sebagai negara yang menganut sistem demokrasi. oleh sebab itu, salah satu dasar  yang terdapat di dalam Pancasila, dasar filsafat negara Indonesia adalah dasar demokrasi yang terdapat di dalam pancasila sila ke empat yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakila". Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia menganut sistem demokrasi. Namun, akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas... mari kita mulai dengan memahami pentingnya demokrasi dalam konteks Indonesia. Demokrasi adalah prinsip fundamental dalam pembangunan negara Indonesia yang tercermin dalam Pancasila, khususnya dalam Sila keempat yang menyatakan "Kerakya...

jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu

 Walaupun dunia ini terasa kejam, jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu. Fokuslah pada kehidupan masa depan, karena di sana terletak peluang dan kemungkinan yang belum terungkap. Jadikan kekejaman dunia sebagai batu loncatan untuk tumbuh dan berkembang. Dalam setiap tantangan, ada pelajaran berharga yang membentuk karakter dan ketangguhanmu. Percayalah, setiap usaha dan perjuanganmu hari ini adalah investasi untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Ingatlah, di balik awan kelam, selalu ada sinar matahari yang bersinar terang. Jangan pernah menyerah, karena kehidupan masa depanmu menunggu untuk diukir oleh tekad dan impianmu sendiri.

. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami.

  Siang tadi, suasana di rumah terasa biasa-biasa saja hingga ibu bos keluar dari kamarnya dengan wajah serius. Dengan nada serius pula, beliau memanggilku, "Lidia, tadi guru Titi menelepon saya. Katanya, Titi buang air besar di celana." Aku terkejut mendengarnya, lalu spontan bertanya, "Kok bisa, bu? Apa dia malu untuk keluar sebentar atau mungkin tidak ada kamar mandi?" Ibu bos mengangguk tegas, "Tentu ada kamar mandi, Lidia."  "Trus, gurunya bilang apa? Kenapa Titi sampai begitu ?"  guru itu suda  kasi pake CD perempuan," jawab ibu bos dengan serius, namun senyum kecil mulai terlihat di wajahnya. Aku pun tidak tahan untuk menahan tawa. "CD perempuan, bu? Hahaha," aku tertawa. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami. *** Flashback beberapa tahun lalu, aku masih duduk di bangku sekolah SD. Suatu hari, di tengah pelajaran yang begitu serius, tiba-tiba saja ada keinginan yan...