Skip to main content

Ketika ambisi memuncak dan kekuasaan menjadi obsesi, etika seringkali ditinggalkan.

 Dalam kerumunan yang riuh, aku melihat betapa ambisi dan kekuasaan dapat mengaburkan pandangan manusia. Di tengah persaingan yang sengit, janji-janji palsu sering terlontar begitu saja, membingkai retorika yang menggoda telinga.

Dalam hiruk-pikuk politik dan bisnis, kebenaran seringkali terlupakan. Fakta-fakta yang tidak menguntungkan sering diselubungi oleh narasi yang dibuat dengan cermat. Kebisingan informasi yang terus-menerus mengalir menyulitkan kita untuk melihat melampaui lapisan permukaan.

Ketika ambisi memuncak dan kekuasaan menjadi obsesi, etika seringkali ditinggalkan. Manusia tergoda untuk mencapai tujuannya dengan cara apa pun, tanpa memedulikan akibat yang timbul. Kebenaran terabaikan, digantikan oleh manipulasi dan kepentingan pribadi yang menghalangi kemajuan bersama.

Namun, di tengah kekacauan ini, ada harapan. Ada suara-suara yang tetap teguh memegang prinsip kebenaran. Ada individu yang tidak terpengaruh oleh ambisi dan kekuasaan yang membutakan. Mereka berdiri di garis depan untuk mengingatkan kita akan pentingnya integritas dan keadilan.

Saat janji-janji palsu hanyut dalam arus waktu, kebenaran tetap teguh berdiri. Walaupun terkubur dalam kebisingan, ia tidak pernah benar-benar hilang. Ia menanti kesempatan untuk diungkapkan dan menjadi landasan yang kokoh dalam menghadapi tantangan yang ada.

Oleh karena itu, kita semua memiliki tanggung jawab untuk melihat melampaui ambisi dan kekuasaan. Kita harus tetap berpegang pada nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan integritas. Kita harus berani menghadapi kebisingan dan mencari pemahaman yang lebih dalam.

Kita harus menghargai mereka yang berani berbicara jujur, yang tidak tergoda oleh janji manis yang kosong. Kita harus mendukung upaya untuk membongkar manipulasi dan mendukung transparansi dalam tindakan dan kebijakan.

Dalam dunia yang penuh ambisi dan kekuasaan, mari kita jadikan kebenaran sebagai kompas yang membimbing langkah kita. Mari kita perkuat nilai-nilai yang membawa kemajuan bersama, sehingga janji-janji palsu tak lagi mengaburkan pandangan kita.

Comments

Popular posts from this blog

akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas...

  Pada waktu Indonesia memproklamirkan kemerdekaannnya pada 17 Agustus 1945, para pendiri negara sudah memutuskan untuk menjadikan negara Indonesia merdeka sebagai negara yang menganut sistem demokrasi. oleh sebab itu, salah satu dasar  yang terdapat di dalam Pancasila, dasar filsafat negara Indonesia adalah dasar demokrasi yang terdapat di dalam pancasila sila ke empat yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakila". Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia menganut sistem demokrasi. Namun, akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas... mari kita mulai dengan memahami pentingnya demokrasi dalam konteks Indonesia. Demokrasi adalah prinsip fundamental dalam pembangunan negara Indonesia yang tercermin dalam Pancasila, khususnya dalam Sila keempat yang menyatakan "Kerakya...

jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu

 Walaupun dunia ini terasa kejam, jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu. Fokuslah pada kehidupan masa depan, karena di sana terletak peluang dan kemungkinan yang belum terungkap. Jadikan kekejaman dunia sebagai batu loncatan untuk tumbuh dan berkembang. Dalam setiap tantangan, ada pelajaran berharga yang membentuk karakter dan ketangguhanmu. Percayalah, setiap usaha dan perjuanganmu hari ini adalah investasi untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Ingatlah, di balik awan kelam, selalu ada sinar matahari yang bersinar terang. Jangan pernah menyerah, karena kehidupan masa depanmu menunggu untuk diukir oleh tekad dan impianmu sendiri.

. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami.

  Siang tadi, suasana di rumah terasa biasa-biasa saja hingga ibu bos keluar dari kamarnya dengan wajah serius. Dengan nada serius pula, beliau memanggilku, "Lidia, tadi guru Titi menelepon saya. Katanya, Titi buang air besar di celana." Aku terkejut mendengarnya, lalu spontan bertanya, "Kok bisa, bu? Apa dia malu untuk keluar sebentar atau mungkin tidak ada kamar mandi?" Ibu bos mengangguk tegas, "Tentu ada kamar mandi, Lidia."  "Trus, gurunya bilang apa? Kenapa Titi sampai begitu ?"  guru itu suda  kasi pake CD perempuan," jawab ibu bos dengan serius, namun senyum kecil mulai terlihat di wajahnya. Aku pun tidak tahan untuk menahan tawa. "CD perempuan, bu? Hahaha," aku tertawa. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami. *** Flashback beberapa tahun lalu, aku masih duduk di bangku sekolah SD. Suatu hari, di tengah pelajaran yang begitu serius, tiba-tiba saja ada keinginan yan...