Skip to main content

mengubur perselisihan masa lalu dan menemukan kedamaian di dalam diri sendiri.

 Di ujung tepi pantai yang berpasir putih terhampar seorang wanita dengan tatapan nanar ke lautan yang luas. Di dalam matanya terlihat riak-riak kenangan masa lalu yang berkecamuk, perselisihan yang tak kunjung usai. Angin laut berbisik pelan, membawa pesan dari alam semesta untuknya.

"Kubur setiap perselisihan masa lalu di dalam pasir ini," bisikan angin terus berhembus lembut, "biarkan ombak memeluknya dan membawanya menjauh, menuju laut keheningan."

Wanita itu memutuskan untuk mematuhi bisikan alam semesta. Ia mulai menggenggam erat-erat setiap kenangan yang pernah menyakitkan, lalu perlahan menguburkannya di dalam pasir putih yang hangat. Hatinya bergetar, namun dia merasa beban yang selama ini ia pikul perlahan menghilang.

Setiap butiran pasir menjadi saksi bisu dari upaya wanita itu menguburkan masa lalu yang menyakitkan. Dalam diamnya, ia merenungkan pesan moral yang ingin dihadirkan oleh alam semesta melalui momen pembersihan ini.

Pesan moralnya adalah tentang kebebasan yang datang dari pembebasan diri. Masa lalu memang tak dapat diubah, namun kita memiliki kendali untuk mengubah cara kita menyikapinya. Dengan mengubur perselisihan dan rasa sakit yang terpendam, kita memberi kesempatan bagi diri kita sendiri untuk berdamai dan tumbuh.

Seiring dengan sang surya yang beranjak perlahan di ufuk timur, wanita itu merasa beban di hatinya semakin ringan. Ombak yang tenang menggulung lembut di hadapannya, menciptakan melodi penebusan yang indah. Ia tersenyum, merasa sebuah peluang baru merebahkan diri di hadapannya, peluang untuk hidup dengan damai dan menciptakan kisah baru yang indah.

Dalam cinta alam semesta, wanita itu menyadari bahwa selalu ada kesempatan untuk memulai kembali, untuk memberi ruang bagi perdamaian, dan untuk menemukan kebahagiaan di dalam hatinya yang telah dibersihkan. Dari tepi pantai yang penuh makna itu, ia berjalan pulang dengan langkah tegar dan penuh harapan, membawa pesan tentang pentingnya mengubur perselisihan masa lalu dan menemukan kedamaian di dalam diri sendiri.

Comments

Popular posts from this blog

akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas...

  Pada waktu Indonesia memproklamirkan kemerdekaannnya pada 17 Agustus 1945, para pendiri negara sudah memutuskan untuk menjadikan negara Indonesia merdeka sebagai negara yang menganut sistem demokrasi. oleh sebab itu, salah satu dasar  yang terdapat di dalam Pancasila, dasar filsafat negara Indonesia adalah dasar demokrasi yang terdapat di dalam pancasila sila ke empat yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakila". Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia menganut sistem demokrasi. Namun, akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas... mari kita mulai dengan memahami pentingnya demokrasi dalam konteks Indonesia. Demokrasi adalah prinsip fundamental dalam pembangunan negara Indonesia yang tercermin dalam Pancasila, khususnya dalam Sila keempat yang menyatakan "Kerakya...

jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu

 Walaupun dunia ini terasa kejam, jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu. Fokuslah pada kehidupan masa depan, karena di sana terletak peluang dan kemungkinan yang belum terungkap. Jadikan kekejaman dunia sebagai batu loncatan untuk tumbuh dan berkembang. Dalam setiap tantangan, ada pelajaran berharga yang membentuk karakter dan ketangguhanmu. Percayalah, setiap usaha dan perjuanganmu hari ini adalah investasi untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Ingatlah, di balik awan kelam, selalu ada sinar matahari yang bersinar terang. Jangan pernah menyerah, karena kehidupan masa depanmu menunggu untuk diukir oleh tekad dan impianmu sendiri.

. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami.

  Siang tadi, suasana di rumah terasa biasa-biasa saja hingga ibu bos keluar dari kamarnya dengan wajah serius. Dengan nada serius pula, beliau memanggilku, "Lidia, tadi guru Titi menelepon saya. Katanya, Titi buang air besar di celana." Aku terkejut mendengarnya, lalu spontan bertanya, "Kok bisa, bu? Apa dia malu untuk keluar sebentar atau mungkin tidak ada kamar mandi?" Ibu bos mengangguk tegas, "Tentu ada kamar mandi, Lidia."  "Trus, gurunya bilang apa? Kenapa Titi sampai begitu ?"  guru itu suda  kasi pake CD perempuan," jawab ibu bos dengan serius, namun senyum kecil mulai terlihat di wajahnya. Aku pun tidak tahan untuk menahan tawa. "CD perempuan, bu? Hahaha," aku tertawa. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami. *** Flashback beberapa tahun lalu, aku masih duduk di bangku sekolah SD. Suatu hari, di tengah pelajaran yang begitu serius, tiba-tiba saja ada keinginan yan...