Skip to main content

Setiap air mata yang pernah mengalir kini telah mengering, dibiarkan terbungkam oleh keheningan yang terus memaksaku untuk menyadari kenyataan pahit. Kepercayaan diriku telah luntur, t

 Kabut tebal menyelimuti hutan nelangsa, menciptakan suasana yang semakin murung. Setetes demi tetes air mata jatuh dari langit, seolah-olah kabut itu sendiri menangis atas keadaan yang menyedihkan. Meskipun kabut hanya menjadi pemandangan yang memperburuk kepenatan di dalam pikiran, namun tetap saja sulit bagiku untuk menghindari dampaknya.

Saat ini, aku telah kehilangan kepekaan terhadap tangis-tangis bisu. Setiap air mata yang pernah mengalir kini telah mengering, dibiarkan terbungkam oleh keheningan yang terus memaksaku untuk menyadari kenyataan pahit. Kepercayaan diriku telah luntur, tidak lagi ada keyakinan pada diri sendiri maupun pada orang lain. Setiap ucapan yang menyakitkan terus-menerus menyebabkan frustrasi dan membuatku terpuruk dalam kegelapan.

Namun, di balik segala kesedihan dan keputusasaan, terdapat kekuatan yang tersimpan dalam diriku. Aku memutuskan untuk bangkit dari keterpurukan yang mengikatku. Dalam keheningan hutan, aku menyadari bahwa hanya aku yang dapat mengubah nasibku sendiri. Mungkin aku telah kehilangan kepercayaan pada diri sendiri, tetapi aku tidak boleh membiarkan diriku terjebak dalam kegelapan dan keputusasaan.

Aku memutuskan untuk mencari jalan keluar dari hutan nelangsa ini. Dengan langkah yang ragu-ragu, aku melangkah maju, mengabaikan kabut yang masih meneteskan air mata. Aku tahu perjalanan ini tidak akan mudah, namun aku harus menghadapinya dengan keberanian dan tekad yang baru kudapatkan.

Perlahan tapi pasti, aku merasakan semangat dan harapan mulai membangkit dalam diriku. Aku mulai memperoleh kepercayaan pada diri sendiri, menemukan kekuatan dalam ketabahan dan tekad yang tak tergoyahkan. Meski terkadang masih ada rintangan dan kekecewaan di sepanjang perjalanan, aku berjanji untuk tidak membiarkan ucapan-ucapan menyakitkan menghancurkan semangatku.

Dengan langkah yang semakin mantap, aku berjalan melalui kabut yang kian menipis. Terang kehidupan mulai menyinari jalan yang kudaki, memberikan harapan dan peluang baru. Aku memutuskan untuk membangun kembali rasa percaya pada diri sendiri dan orang lain. Aku tahu bahwa perjalanan ini akan membutuhkan waktu dan usaha, tetapi aku tidak akan menyerah.

Dalam hutan nelangsa yang dulu penuh keputusasaan, aku menemukan kekuatan untuk bertahan dan melanjutkan perjalanan hidupku. Meski kabut masih kerap kali menitikkan air mata, aku bertekad untuk tidak membiarkannya menguasai pikiran dan hatiku lagi. Aku tahu bahwa di balik kabut, ada sinar terang yang menanti, dan aku akan terus berjuang untuk menemukannya.

Comments

Popular posts from this blog

akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas...

  Pada waktu Indonesia memproklamirkan kemerdekaannnya pada 17 Agustus 1945, para pendiri negara sudah memutuskan untuk menjadikan negara Indonesia merdeka sebagai negara yang menganut sistem demokrasi. oleh sebab itu, salah satu dasar  yang terdapat di dalam Pancasila, dasar filsafat negara Indonesia adalah dasar demokrasi yang terdapat di dalam pancasila sila ke empat yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakila". Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia menganut sistem demokrasi. Namun, akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas... mari kita mulai dengan memahami pentingnya demokrasi dalam konteks Indonesia. Demokrasi adalah prinsip fundamental dalam pembangunan negara Indonesia yang tercermin dalam Pancasila, khususnya dalam Sila keempat yang menyatakan "Kerakya...

jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu

 Walaupun dunia ini terasa kejam, jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu. Fokuslah pada kehidupan masa depan, karena di sana terletak peluang dan kemungkinan yang belum terungkap. Jadikan kekejaman dunia sebagai batu loncatan untuk tumbuh dan berkembang. Dalam setiap tantangan, ada pelajaran berharga yang membentuk karakter dan ketangguhanmu. Percayalah, setiap usaha dan perjuanganmu hari ini adalah investasi untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Ingatlah, di balik awan kelam, selalu ada sinar matahari yang bersinar terang. Jangan pernah menyerah, karena kehidupan masa depanmu menunggu untuk diukir oleh tekad dan impianmu sendiri.

. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami.

  Siang tadi, suasana di rumah terasa biasa-biasa saja hingga ibu bos keluar dari kamarnya dengan wajah serius. Dengan nada serius pula, beliau memanggilku, "Lidia, tadi guru Titi menelepon saya. Katanya, Titi buang air besar di celana." Aku terkejut mendengarnya, lalu spontan bertanya, "Kok bisa, bu? Apa dia malu untuk keluar sebentar atau mungkin tidak ada kamar mandi?" Ibu bos mengangguk tegas, "Tentu ada kamar mandi, Lidia."  "Trus, gurunya bilang apa? Kenapa Titi sampai begitu ?"  guru itu suda  kasi pake CD perempuan," jawab ibu bos dengan serius, namun senyum kecil mulai terlihat di wajahnya. Aku pun tidak tahan untuk menahan tawa. "CD perempuan, bu? Hahaha," aku tertawa. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami. *** Flashback beberapa tahun lalu, aku masih duduk di bangku sekolah SD. Suatu hari, di tengah pelajaran yang begitu serius, tiba-tiba saja ada keinginan yan...