Dalam perjalanan hidup yang melambai bak samudera tak terbatas, aku telah berlayar jauh meninggalkan kampung halaman, memacu perahu ambisiku ke arah cakrawala harapan. Di tengah ombak yang bergelora, aku meraih berbagai pencapaian seakan mengumpulkan harta karun dari dunia ini. Namun, di balik kepungan materi dan penghargaan sosial, aku melihat pantulan wajah Ayah dan Ibu di lautan kehidupanku.
Mereka adalah mercusuar dalam kegelapan, menerangi jalanku dengan kebijaksanaan yang mendalam. Namun, dalam kehausanku untuk mencapai pantai kesuksesan, aku telah melupakan kehadiran mereka yang lebih berharga dari harta berlian terbesar sekalipun. Wajah mereka yang semakin memudar adalah tanda bahwa aku harus berlabuh kembali, mengikatkan perahu merantauku pada pelabuhan keluarga.
Dalam pencarianku akan kebahagiaan yang berkilauan, aku menyadari bahwa kehidupan yang sukses seperti taman yang subur tak akan pernah hidup dalam kemegahan tanpa bunga yang melati. Ayah dan Ibu adalah pilar-pilar yang menopang taman itu, memberikan keharuman dan warna yang tak tergantikan. Mereka adalah pohon yang tumbuh dalam lebatnya hutan, memberi naungan dan perlindungan yang tak ternilai bagi langkah-langkahku yang terkadang tersesat.
Kini, dalam getirnya rindu yang melambung setinggi gunung, aku menyadari bahwa hidup yang sukses adalah seperti melodi yang indah yang membutuhkan irama harmoni keluarga untuk menjadi lengkap. Ayah dan Ibu adalah not-not penting dalam partitur hidupku, menciptakan harmoni yang menggetarkan jiwa dan mengalirkan kekuatan dalam setiap nadiku.
Dalam hiruk-pikuk dunia yang serba sibuk, aku menyadari bahwa waktu adalah pena abadi yang mengukir kisah hidup kita. Setiap detik yang lewat tanpa kehadiran Ayah dan Ibu adalah sehelai kertas yang hilang, tak akan pernah kembali. Namun, aku berjanji pada diriku sendiri untuk mengubah arah angin, menempuh perjalanan kembali ke pelukan keluarga, mengisi setiap lembaran hidupku dengan kebersamaan yang tak tergantikan.
Kehidupan yang sukses,adalah seperti lukisan penuh warna yang takkan pernah lengkap tanpa sentuhan kuas kasih sayang Ayah dan Ibu. Mereka adalah palet pelangi yang mewarnai jalan hidupku, memberikan sorotan dalam kegelapan dan kehangatan di dalam dinginnya malam. Aku tidak ingin lagi melihat warna-warni itu memudar, aku ingin merawatnya dengan setia, menyalakan cahaya keluarga yang memancar dari dalam hatiku.
Dalam keputusanku untuk berlayar pulang, aku membuka jalan bagi kebahagiaan yang sejati. Bersama-sama, kita akan membentuk lukisan hidup yang tak tertandingi, mengisi setiap goresan dengan kebersamaan, dan kebahagiaan yang tak terukur.
Comments
Post a Comment