Skip to main content

diskon vonis Putri

 Pada suatu hari yang mendung, suasana negeri mahkamah agung terasa begitu berat. Keadilan yang selama ini dijunjung tinggi tampaknya telah berpaling dari tempatnya. Sebuah duka cita mendalam meliputi seluruh penjuru negeri, karena keadilan yang selama ini dianggap sebagai tiang utama keberlanjutan masyarakat, kini telah pergi untuk selamanya.

Tak dapat dipungkiri, langkah-langkah kontroversial yang diambil oleh Mahkamah Agung telah membuat banyak orang tercengang. Sudah tidak lagi terasa seperti ruang pengadilan yang adil, tetapi lebih seperti pasar swalayan yang memberikan diskon kepada mereka yang memegang kuasa dan pengaruh. Mahkamah Agung, yang semestinya menjadi pelindung keadilan bagi semua rakyat, tampaknya telah menjadi ajang bagi mereka yang memiliki kekuasaan untuk mengeksploitasi sistem demi kepentingan pribadi.

Namun, di balik semua kritik dan kekecewaan, kita masih harus berharap. Semoga di dunia yang lain, di akhirat yang abadi, mereka yang telah mengabaikan keadilan akan mendapatkan pertanggungan jawab atas perbuatan mereka. Semoga di hadapan Allah yang maha adil, tindakan mereka yang telah membunuh keadilan akan dipertanyakan dan diukur dengan timbangan yang sesungguhnya.

Dalam kegelapan ini, semangat para pahlawan keadilan tetap menyala. Mereka yang percaya bahwa keadilan bukanlah semata-mata kata-kata kosong akan terus berjuang untuk mengembalikan cahaya keadilan dalam sistem peradilan. Meskipun perjalanan ini mungkin akan sulit, mereka tak akan pernah menyerah dalam menjaga api keadilan tetap menyala.

Semoga suatu hari nanti, negeri ini akan mendapatkan kembali keadilan yang pernah dicintai dan dihormati. Semoga Mahkamah Agung akan bangkit dari keterpurukan dan kembali menjadi tempat di mana kebenaran dan keadilan ditegakkan tanpa pandang bulu. Dan semoga kita semua, sebagai warga negara yang mencintai keadilan, dapat memberikan kontribusi kita untuk mewujudkan impian ini.

Comments

Popular posts from this blog

akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas...

  Pada waktu Indonesia memproklamirkan kemerdekaannnya pada 17 Agustus 1945, para pendiri negara sudah memutuskan untuk menjadikan negara Indonesia merdeka sebagai negara yang menganut sistem demokrasi. oleh sebab itu, salah satu dasar  yang terdapat di dalam Pancasila, dasar filsafat negara Indonesia adalah dasar demokrasi yang terdapat di dalam pancasila sila ke empat yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakila". Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia menganut sistem demokrasi. Namun, akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas... mari kita mulai dengan memahami pentingnya demokrasi dalam konteks Indonesia. Demokrasi adalah prinsip fundamental dalam pembangunan negara Indonesia yang tercermin dalam Pancasila, khususnya dalam Sila keempat yang menyatakan "Kerakya...

jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu

 Walaupun dunia ini terasa kejam, jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu. Fokuslah pada kehidupan masa depan, karena di sana terletak peluang dan kemungkinan yang belum terungkap. Jadikan kekejaman dunia sebagai batu loncatan untuk tumbuh dan berkembang. Dalam setiap tantangan, ada pelajaran berharga yang membentuk karakter dan ketangguhanmu. Percayalah, setiap usaha dan perjuanganmu hari ini adalah investasi untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Ingatlah, di balik awan kelam, selalu ada sinar matahari yang bersinar terang. Jangan pernah menyerah, karena kehidupan masa depanmu menunggu untuk diukir oleh tekad dan impianmu sendiri.

. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami.

  Siang tadi, suasana di rumah terasa biasa-biasa saja hingga ibu bos keluar dari kamarnya dengan wajah serius. Dengan nada serius pula, beliau memanggilku, "Lidia, tadi guru Titi menelepon saya. Katanya, Titi buang air besar di celana." Aku terkejut mendengarnya, lalu spontan bertanya, "Kok bisa, bu? Apa dia malu untuk keluar sebentar atau mungkin tidak ada kamar mandi?" Ibu bos mengangguk tegas, "Tentu ada kamar mandi, Lidia."  "Trus, gurunya bilang apa? Kenapa Titi sampai begitu ?"  guru itu suda  kasi pake CD perempuan," jawab ibu bos dengan serius, namun senyum kecil mulai terlihat di wajahnya. Aku pun tidak tahan untuk menahan tawa. "CD perempuan, bu? Hahaha," aku tertawa. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami. *** Flashback beberapa tahun lalu, aku masih duduk di bangku sekolah SD. Suatu hari, di tengah pelajaran yang begitu serius, tiba-tiba saja ada keinginan yan...