Skip to main content

ada keindahan terselip di balik kabut kekhawatiran, seakan menenangkan hati dengan pelukan kepastian

 Dalam riuhnya kehidupan, terdapat momen-momen yang  melingkupi hati dengan kegelisahan yang tak terkira. Begitu pun saat menunggu kedatangan ijazah S1 yang berkepanjangan, hampir satu tahun lamanya. Rasa jengkel memeluk erat di dalam ruang kesabaran yang terus bertumbuh.

Malam-malam terlewati dalam keraguan dan harapan yang berkecamuk. Tidak jarang, pandanganku melayang ke langit yang terjalin oleh bintang-bintang yang bersinar dengan penuh harapan. Namun, kegelapan juga membayangi, mengingatkanku pada kejenuhan menunggu yang tak kunjung berujung.

Dalam setiap gemintang yang bersinar, terukir doa-doa di setiap sudut hati, mengalirkan harapan agar ijazah itu tiba dengan segera. Terkadang, rasa jengkel itu terasa seperti hujan deras yang tak kunjung reda, mengiringi setiap detik yang berlalu dalam tunggu yang tak kunjung usai.

Namun, di antara semua kerisauan dan kekecewaan itu, ada kebijaksanaan yang melingkupi, seolah menenangkan gelombang emosi yang berkecamuk. Ternyata, dalam setiap helaan napas menunggu, ada keindahan terselip di balik kabut kekhawatiran, seakan menenangkan hati dengan pelukan kepastian bahwa setiap penantian akan memiliki jawaban yang indah pada waktunya.

Mungkin, di ujung kisah menunggu yang hampir berakhir, akan terbuka lembaran baru yang memancarkan sinar kebahagiaan. Ijazah S1 yang tiba akhirnya akan menjadi saksi dari perjalanan panjang kesabaran, dan setiap helaan napas yang tertahan akan merubahnya menjadi senyum yang memancar, menandai akhir dari menunggu yang panjang.

Comments

Popular posts from this blog

akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas...

  Pada waktu Indonesia memproklamirkan kemerdekaannnya pada 17 Agustus 1945, para pendiri negara sudah memutuskan untuk menjadikan negara Indonesia merdeka sebagai negara yang menganut sistem demokrasi. oleh sebab itu, salah satu dasar  yang terdapat di dalam Pancasila, dasar filsafat negara Indonesia adalah dasar demokrasi yang terdapat di dalam pancasila sila ke empat yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakila". Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia menganut sistem demokrasi. Namun, akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas... mari kita mulai dengan memahami pentingnya demokrasi dalam konteks Indonesia. Demokrasi adalah prinsip fundamental dalam pembangunan negara Indonesia yang tercermin dalam Pancasila, khususnya dalam Sila keempat yang menyatakan "Kerakya...

jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu

 Walaupun dunia ini terasa kejam, jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu. Fokuslah pada kehidupan masa depan, karena di sana terletak peluang dan kemungkinan yang belum terungkap. Jadikan kekejaman dunia sebagai batu loncatan untuk tumbuh dan berkembang. Dalam setiap tantangan, ada pelajaran berharga yang membentuk karakter dan ketangguhanmu. Percayalah, setiap usaha dan perjuanganmu hari ini adalah investasi untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Ingatlah, di balik awan kelam, selalu ada sinar matahari yang bersinar terang. Jangan pernah menyerah, karena kehidupan masa depanmu menunggu untuk diukir oleh tekad dan impianmu sendiri.

. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami.

  Siang tadi, suasana di rumah terasa biasa-biasa saja hingga ibu bos keluar dari kamarnya dengan wajah serius. Dengan nada serius pula, beliau memanggilku, "Lidia, tadi guru Titi menelepon saya. Katanya, Titi buang air besar di celana." Aku terkejut mendengarnya, lalu spontan bertanya, "Kok bisa, bu? Apa dia malu untuk keluar sebentar atau mungkin tidak ada kamar mandi?" Ibu bos mengangguk tegas, "Tentu ada kamar mandi, Lidia."  "Trus, gurunya bilang apa? Kenapa Titi sampai begitu ?"  guru itu suda  kasi pake CD perempuan," jawab ibu bos dengan serius, namun senyum kecil mulai terlihat di wajahnya. Aku pun tidak tahan untuk menahan tawa. "CD perempuan, bu? Hahaha," aku tertawa. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami. *** Flashback beberapa tahun lalu, aku masih duduk di bangku sekolah SD. Suatu hari, di tengah pelajaran yang begitu serius, tiba-tiba saja ada keinginan yan...