Skip to main content

aku belajar bahwa hidup adalah tentang memahami peran yang kumiliki dalam cerita ini

 Di keheningan senja yang memeluk kerumunan bintang di langit, aku merenung tentang perjalanan yang penuh warna dalam hidupku. Ada saat-saat di mana aku terasa seperti sebongkah obat yang menenangkan bagi jiwa yang resah, namun terkadang juga terasa seperti racun yang mengganggu ketenangan hati.

Dahulu, terdapat keyakinan bahwa hidupku adalah gambaran tentang menjadi korban dari alur cerita yang tak pernah kuhendaki. Aku meratapi keadaan, merasa seperti pion yang tak berdaya di tangan takdir yang kejam. Namun, dengan setiap senja yang berlalu, dengan setiap detak jantung yang kian kuat, aku menyadari kebenaran yang telah tersembunyi di balik tirai kehidupan.

Aku adalah penulis cerita ini, penguasa atas lembaran-lembaran hidupku. Aku yang menentukan bagaimana kata-kata itu terukir, bagaimana setiap bab dirangkai, dan bagaimana cerita ini mengalir. Kadang-kadang aku menjadi penyembuh, menyalurkan cinta dan kasih sayang kepada mereka yang membutuhkan. Namun, di lain waktu, aku juga menjadi racun, menciptakan kekacauan dan keguncangan di hati mereka yang tidak mengerti.

Perlahan, aku belajar bahwa hidup adalah tentang memahami peran yang kumiliki dalam cerita ini. Aku menyadari bahwa tiap detik, tiap keputusan, adalah sapuan kuas yang membentuk lukisan kehidupanku. Aku bukan lagi sebatang pohon yang terhempas oleh badai, melainkan aku adalah pengemudi yang menentukan arah dan tujuan.

Maka, di setiap halaman yang masih tersisa, aku memeluk peran ini. Aku menulis setiap bait dengan keteguhan hati, menyadari bahwa takdirku adalah ciptaanku sendiri. Di sini, di titik balik kesadaran ini, aku menemukan kekuatan untuk menjadi pelukis dan pemeran utama dalam setiap detik cerita yang terus berkembang.

Comments

Popular posts from this blog

akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas...

  Pada waktu Indonesia memproklamirkan kemerdekaannnya pada 17 Agustus 1945, para pendiri negara sudah memutuskan untuk menjadikan negara Indonesia merdeka sebagai negara yang menganut sistem demokrasi. oleh sebab itu, salah satu dasar  yang terdapat di dalam Pancasila, dasar filsafat negara Indonesia adalah dasar demokrasi yang terdapat di dalam pancasila sila ke empat yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakila". Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia menganut sistem demokrasi. Namun, akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas... mari kita mulai dengan memahami pentingnya demokrasi dalam konteks Indonesia. Demokrasi adalah prinsip fundamental dalam pembangunan negara Indonesia yang tercermin dalam Pancasila, khususnya dalam Sila keempat yang menyatakan "Kerakya...

jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu

 Walaupun dunia ini terasa kejam, jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu. Fokuslah pada kehidupan masa depan, karena di sana terletak peluang dan kemungkinan yang belum terungkap. Jadikan kekejaman dunia sebagai batu loncatan untuk tumbuh dan berkembang. Dalam setiap tantangan, ada pelajaran berharga yang membentuk karakter dan ketangguhanmu. Percayalah, setiap usaha dan perjuanganmu hari ini adalah investasi untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Ingatlah, di balik awan kelam, selalu ada sinar matahari yang bersinar terang. Jangan pernah menyerah, karena kehidupan masa depanmu menunggu untuk diukir oleh tekad dan impianmu sendiri.

. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami.

  Siang tadi, suasana di rumah terasa biasa-biasa saja hingga ibu bos keluar dari kamarnya dengan wajah serius. Dengan nada serius pula, beliau memanggilku, "Lidia, tadi guru Titi menelepon saya. Katanya, Titi buang air besar di celana." Aku terkejut mendengarnya, lalu spontan bertanya, "Kok bisa, bu? Apa dia malu untuk keluar sebentar atau mungkin tidak ada kamar mandi?" Ibu bos mengangguk tegas, "Tentu ada kamar mandi, Lidia."  "Trus, gurunya bilang apa? Kenapa Titi sampai begitu ?"  guru itu suda  kasi pake CD perempuan," jawab ibu bos dengan serius, namun senyum kecil mulai terlihat di wajahnya. Aku pun tidak tahan untuk menahan tawa. "CD perempuan, bu? Hahaha," aku tertawa. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami. *** Flashback beberapa tahun lalu, aku masih duduk di bangku sekolah SD. Suatu hari, di tengah pelajaran yang begitu serius, tiba-tiba saja ada keinginan yan...