Di keheningan senja yang memeluk kerumunan bintang di langit, aku merenung tentang perjalanan yang penuh warna dalam hidupku. Ada saat-saat di mana aku terasa seperti sebongkah obat yang menenangkan bagi jiwa yang resah, namun terkadang juga terasa seperti racun yang mengganggu ketenangan hati.
Dahulu, terdapat keyakinan bahwa hidupku adalah gambaran tentang menjadi korban dari alur cerita yang tak pernah kuhendaki. Aku meratapi keadaan, merasa seperti pion yang tak berdaya di tangan takdir yang kejam. Namun, dengan setiap senja yang berlalu, dengan setiap detak jantung yang kian kuat, aku menyadari kebenaran yang telah tersembunyi di balik tirai kehidupan.
Aku adalah penulis cerita ini, penguasa atas lembaran-lembaran hidupku. Aku yang menentukan bagaimana kata-kata itu terukir, bagaimana setiap bab dirangkai, dan bagaimana cerita ini mengalir. Kadang-kadang aku menjadi penyembuh, menyalurkan cinta dan kasih sayang kepada mereka yang membutuhkan. Namun, di lain waktu, aku juga menjadi racun, menciptakan kekacauan dan keguncangan di hati mereka yang tidak mengerti.
Perlahan, aku belajar bahwa hidup adalah tentang memahami peran yang kumiliki dalam cerita ini. Aku menyadari bahwa tiap detik, tiap keputusan, adalah sapuan kuas yang membentuk lukisan kehidupanku. Aku bukan lagi sebatang pohon yang terhempas oleh badai, melainkan aku adalah pengemudi yang menentukan arah dan tujuan.
Maka, di setiap halaman yang masih tersisa, aku memeluk peran ini. Aku menulis setiap bait dengan keteguhan hati, menyadari bahwa takdirku adalah ciptaanku sendiri. Di sini, di titik balik kesadaran ini, aku menemukan kekuatan untuk menjadi pelukis dan pemeran utama dalam setiap detik cerita yang terus berkembang.
Comments
Post a Comment