hidup bukanlah tentang mengejar bayang-bayang masa depan,tetapi tentang penerimaan akan takdir yang belum terungkap.
Di ufuk senja yang menakjubkan, sang mentari melabuhkan sinarnya ke balik peraduan awan. Angin sepoi-sepoi menyapu lembut permukaan bumi, membawa aroma harum dari bunga-bunga liar yang merekah. Di tengah-tengah gemerlap alam, seorang wanita bijaksana yang duduk bersila, memandang ke langit yang berwarna jingga.
Dalam kedamaian senja itu, dia berkata dengan suara lembut namun penuh makna, "Ketika kita terlalu sibuk mencari tahu apa yang akan terjadi besok, seringkali kita lupa menikmati keindahan yang ada di hadapan kita hari ini. Seperti saat ini, di mana mentari merangkul langit untuk pergi tidur, itulah momen yang tak tergantikan."
Dia memandang sekelilingnya, membiarkan setiap detail alam menghanyutkan dirinya. "Kita sering lupa bahwa hari ini adalah anugerah yang diberikan kepada kita. Jangan biarkan obsesi akan masa depan menghalangi kita untuk menyaksikan keajaiban yang terjadi di hadapan mata kita sekarang ini."
Dalam kata-katanya terdapat kebijaksanaan yang dalam, seperti sungai yang mengalir tenang namun sarat makna. "Jadilah seperti anak-anak yang bersenang-senang dengan tiap detik hidupnya, tanpa beban akan masa depan yang belum pasti. Karena sesungguhnya, keindahan hidup terletak pada cara kita merayakan setiap momen, tanpa terbebani oleh ketidakpastian."
Dengan senyum lembut, wanita itu menutup matanya sejenak, menyerap semua keindahan yang ada di sekitarnya. Dalam hatinya, ia merasakan syukur yang mendalam atas keajaiban hari ini, tanpa terpaku pada kegelisahan tentang apa yang akan terjadi esok.
Demikianlah, di bawah langit yang berubah warna, ia mengingatkan diri sendiri dan siapapun yang mendengar kata-katanya, bahwa hidup bukanlah tentang mengejar bayang-bayang masa depan, tetapi tentang merangkul keajaiban hari ini dan menjalani setiap detik dengan penuh keberanian, kebijaksanaan, serta penerimaan akan takdir yang belum terungkap.
Comments
Post a Comment