Skip to main content

Ijazah yg ku punya hanya berfungsi sebagai pajangan. Itu adalah pengingat bahwa kesempatan dan impian tidak selalu serampangan,

 Di balik cakrawala yang belum terjamah, terdapat pesan yang terpatri dalam pikiranku: "Lebih fokus pada usaha daripada gelar. Jika kamu tahu bagaimana memberikan usaha yang luar biasa, kamu bisa menjadi dan melakukan hampir segalanya." Pesan ini memantik api semangat di dalam hatiku, merangkulku dalam perjalanan yang panjang menuju impianku.

Namun, di sini aku berada, di negeri yang jauh dari tanah kelahiranku, di mana kesempatan dan kenyataan tidak selalu bertemu. Aku berjuang, tidak hanya untuk gelar yang kutempuh, tetapi untuk setiap tetes keringat yang mengalir di jalan  yang kumulai. Keterbatasan finansial menghadang, mendorongku untuk menjadi seseorang yang bekerja keras, menjadi pembantu untuk mencukupi kebutuhan hidup.

Ijazah yang kupunya yang menempel di dinding kamar kecil tempatku tinggal di negeri orang, hanya berfungsi sebagai pajangan. Itu adalah pengingat bahwa kesempatan dan impian tidak selalu serampangan, tetapi perlu dikejar dengan usaha yang nyata, dengan tekad yang kuat.

Tapi setiap hari, aku mengisi diriku dengan harapan. Harapan bahwa meski aku masih harus menghadapi keterbatasan saat ini, aku tidak akan berhenti untuk meniti karir. Aku akan pulang ke Indonesia dengan kepala tegak, membawa nilai-nilai kesabaran, kerja keras, dan ketekunan yang kuperoleh dari setiap hari yang kulalui di sini.

Aku sadar bahwa perjalanan ini takkan mudah. Tetapi keyakinanku tak henti mengalir, bahwa ketika aku pulang, aku akan membuktikan bahwa gelar hanya selembar kertas jika tidak didukung oleh usaha yang luar biasa. Aku akan menjadi bukti bahwa keterbatasan finansial tak akan pernah menghentikan langkahku dalam mengejar impian.

Diriku yang bekerja sebagai pembantu di negeri orang, bersiaplah untuk meniti karir dengan gagahnya. Karena di balik segala kesulitan, ada sebuah jalan yang mempesona, yang hanya bisa ditempuh dengan tekad, usaha, dan keyakinan bahwa impian itu bisa menjadi kenyataan, meski perjalanan menuju kesana mungkin berliku.

Comments

Popular posts from this blog

akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas...

  Pada waktu Indonesia memproklamirkan kemerdekaannnya pada 17 Agustus 1945, para pendiri negara sudah memutuskan untuk menjadikan negara Indonesia merdeka sebagai negara yang menganut sistem demokrasi. oleh sebab itu, salah satu dasar  yang terdapat di dalam Pancasila, dasar filsafat negara Indonesia adalah dasar demokrasi yang terdapat di dalam pancasila sila ke empat yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakila". Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia menganut sistem demokrasi. Namun, akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas... mari kita mulai dengan memahami pentingnya demokrasi dalam konteks Indonesia. Demokrasi adalah prinsip fundamental dalam pembangunan negara Indonesia yang tercermin dalam Pancasila, khususnya dalam Sila keempat yang menyatakan "Kerakya...

jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu

 Walaupun dunia ini terasa kejam, jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu. Fokuslah pada kehidupan masa depan, karena di sana terletak peluang dan kemungkinan yang belum terungkap. Jadikan kekejaman dunia sebagai batu loncatan untuk tumbuh dan berkembang. Dalam setiap tantangan, ada pelajaran berharga yang membentuk karakter dan ketangguhanmu. Percayalah, setiap usaha dan perjuanganmu hari ini adalah investasi untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Ingatlah, di balik awan kelam, selalu ada sinar matahari yang bersinar terang. Jangan pernah menyerah, karena kehidupan masa depanmu menunggu untuk diukir oleh tekad dan impianmu sendiri.

. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami.

  Siang tadi, suasana di rumah terasa biasa-biasa saja hingga ibu bos keluar dari kamarnya dengan wajah serius. Dengan nada serius pula, beliau memanggilku, "Lidia, tadi guru Titi menelepon saya. Katanya, Titi buang air besar di celana." Aku terkejut mendengarnya, lalu spontan bertanya, "Kok bisa, bu? Apa dia malu untuk keluar sebentar atau mungkin tidak ada kamar mandi?" Ibu bos mengangguk tegas, "Tentu ada kamar mandi, Lidia."  "Trus, gurunya bilang apa? Kenapa Titi sampai begitu ?"  guru itu suda  kasi pake CD perempuan," jawab ibu bos dengan serius, namun senyum kecil mulai terlihat di wajahnya. Aku pun tidak tahan untuk menahan tawa. "CD perempuan, bu? Hahaha," aku tertawa. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami. *** Flashback beberapa tahun lalu, aku masih duduk di bangku sekolah SD. Suatu hari, di tengah pelajaran yang begitu serius, tiba-tiba saja ada keinginan yan...