Skip to main content

Impian tak mati jika kita tetap menjaganya di dalam sanubari kita.

 Di dalam perjalanan mencari cita-cita, tak jarang langkahku terhenti oleh hambatan-hambatan yang datang tak terduga. Saat kusaksikan jalan yang kuharapkan terhampar luas di hadapanku, rintangan-rintangan seperti batu-batu besar menghalangiku. Dalam detik-detik itu, ada keraguan yang menyelinap perlahan, mempertanyakan apakah langkahku masih sepadan dengan impian yang kuharapkan.

Ada kalanya hambatan itu seperti angin kencang yang meniup keras, membuatku meragukan kekuatan sayapku untuk terbang lebih tinggi. Bila cobaan itu datang, dalam dadaku terbit pertanyaan besar: apakah patutku mempertahankan hasrat yang kuharapkan ataukah kubur dalam-dalam mimpi yang sudah terlalu jauh di depan?

Namun, kemudian aku menyadari, sebenarnya hambatan-hambatan itu adalah bagian dari perjalanan.  teman setia dalam upaya mencapai impian. Di balik tiap rintangan, terselip pelajaran berharga yang tak bisa kudapatkan tanpa menghadapinya.adalah penguat karakter, mengasah ketabahan, dan membuatku semakin dekat dengan impianku.

Ketika aku terdiam dalam kesulitan, ada suara di dalam hatiku yang berkata, "Kubur mimpi itu? Tidak. Impian tak mati jika kita tetap menjaganya di dalam sanubari kita." Terbayanglah wajah-wajah orang-orang yang pernah berhasil melintasi rintangan yang sama. Mereka bukan menyerah pada hambatan, melainkan memilih bangkit dan terus berjalan.

Sungguh, mewujudkan cita-cita tak pernahlah mudah. Namun, kesulitan yang hadir membangun ketabahan, dan ketabahan yang mengantarkanku melewati batas-batas yang tak terbayangkan sebelumnya. Maka, dalam setiap hentakan kakiku di atas tanah, aku memilih untuk terus maju, menapaki setiap rintangan, karena hanya dengan itu aku bisa menggapai mimpi yang kukagumi dari kejauhan.

Comments

Popular posts from this blog

akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas...

  Pada waktu Indonesia memproklamirkan kemerdekaannnya pada 17 Agustus 1945, para pendiri negara sudah memutuskan untuk menjadikan negara Indonesia merdeka sebagai negara yang menganut sistem demokrasi. oleh sebab itu, salah satu dasar  yang terdapat di dalam Pancasila, dasar filsafat negara Indonesia adalah dasar demokrasi yang terdapat di dalam pancasila sila ke empat yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakila". Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia menganut sistem demokrasi. Namun, akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas... mari kita mulai dengan memahami pentingnya demokrasi dalam konteks Indonesia. Demokrasi adalah prinsip fundamental dalam pembangunan negara Indonesia yang tercermin dalam Pancasila, khususnya dalam Sila keempat yang menyatakan "Kerakya...

jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu

 Walaupun dunia ini terasa kejam, jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu. Fokuslah pada kehidupan masa depan, karena di sana terletak peluang dan kemungkinan yang belum terungkap. Jadikan kekejaman dunia sebagai batu loncatan untuk tumbuh dan berkembang. Dalam setiap tantangan, ada pelajaran berharga yang membentuk karakter dan ketangguhanmu. Percayalah, setiap usaha dan perjuanganmu hari ini adalah investasi untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Ingatlah, di balik awan kelam, selalu ada sinar matahari yang bersinar terang. Jangan pernah menyerah, karena kehidupan masa depanmu menunggu untuk diukir oleh tekad dan impianmu sendiri.

. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami.

  Siang tadi, suasana di rumah terasa biasa-biasa saja hingga ibu bos keluar dari kamarnya dengan wajah serius. Dengan nada serius pula, beliau memanggilku, "Lidia, tadi guru Titi menelepon saya. Katanya, Titi buang air besar di celana." Aku terkejut mendengarnya, lalu spontan bertanya, "Kok bisa, bu? Apa dia malu untuk keluar sebentar atau mungkin tidak ada kamar mandi?" Ibu bos mengangguk tegas, "Tentu ada kamar mandi, Lidia."  "Trus, gurunya bilang apa? Kenapa Titi sampai begitu ?"  guru itu suda  kasi pake CD perempuan," jawab ibu bos dengan serius, namun senyum kecil mulai terlihat di wajahnya. Aku pun tidak tahan untuk menahan tawa. "CD perempuan, bu? Hahaha," aku tertawa. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami. *** Flashback beberapa tahun lalu, aku masih duduk di bangku sekolah SD. Suatu hari, di tengah pelajaran yang begitu serius, tiba-tiba saja ada keinginan yan...