Skip to main content

Saya kan punya kasus, kasus menyukaimu, tangkap saya dan penjarakan saya dalam hatimu."

 Di suatu kota yang riuh, pesan singkat dari Seorang laki-laki bernama Alfian tiba-tiba muncul dengan pengakuan ingin menikahiku. Aku terkejut, tentu saja. Bagaimana bisa seseorang yang tak kutahu ingin menikahiku?

Dalam keraguan, aku menjawab dengan jujur, "Jika kamu bertemu denganku, aku yakin kamu akan lari terbirit-birit saat melihat diriku yang sebenarnya, yang tidak secantik yang kamu bayangkan."

Namun, balasannya dengan percaya diri menjawab, "Saya kan punya kasus, kasus menyukaimu, tangkap saya dan penjarakan saya dalam hatimu."

Kata-katanya membalikkan keadaan hatiku. Meskipun terdengar seperti rayuan klise, ada keunikan di balik cara dia menyampaikan perasaannya. Aku mulai bertanya-tanya, siapa sebenarnya Alfian ini? Bagaimana dia bisa begitu terbuka dalam menyatakan perasaannya pada seseorang yang belum pernah dia kenal?

Pesan singkat itu menjadi pencerahan dalam kehidupanku yang monoton. Sebuah titik cerah di tengah rutinitas yang terasa membosankan. Mungkin di balik kata-katanya yang lugas, ada sisi Alfian yang menarik, yang membuatku ingin tahu lebih dalam tentang siapa dia sebenarnya.

Entah ini adalah awal dari sesuatu yang baru, atau mungkin hanya percakapan singkat yang memberikan warna pada hari yang biasa. Yang pasti, Alfian berhasil mencuri perhatianku 

Comments

Popular posts from this blog

akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas...

  Pada waktu Indonesia memproklamirkan kemerdekaannnya pada 17 Agustus 1945, para pendiri negara sudah memutuskan untuk menjadikan negara Indonesia merdeka sebagai negara yang menganut sistem demokrasi. oleh sebab itu, salah satu dasar  yang terdapat di dalam Pancasila, dasar filsafat negara Indonesia adalah dasar demokrasi yang terdapat di dalam pancasila sila ke empat yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakila". Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia menganut sistem demokrasi. Namun, akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas... mari kita mulai dengan memahami pentingnya demokrasi dalam konteks Indonesia. Demokrasi adalah prinsip fundamental dalam pembangunan negara Indonesia yang tercermin dalam Pancasila, khususnya dalam Sila keempat yang menyatakan "Kerakya...

jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu

 Walaupun dunia ini terasa kejam, jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu. Fokuslah pada kehidupan masa depan, karena di sana terletak peluang dan kemungkinan yang belum terungkap. Jadikan kekejaman dunia sebagai batu loncatan untuk tumbuh dan berkembang. Dalam setiap tantangan, ada pelajaran berharga yang membentuk karakter dan ketangguhanmu. Percayalah, setiap usaha dan perjuanganmu hari ini adalah investasi untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Ingatlah, di balik awan kelam, selalu ada sinar matahari yang bersinar terang. Jangan pernah menyerah, karena kehidupan masa depanmu menunggu untuk diukir oleh tekad dan impianmu sendiri.

. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami.

  Siang tadi, suasana di rumah terasa biasa-biasa saja hingga ibu bos keluar dari kamarnya dengan wajah serius. Dengan nada serius pula, beliau memanggilku, "Lidia, tadi guru Titi menelepon saya. Katanya, Titi buang air besar di celana." Aku terkejut mendengarnya, lalu spontan bertanya, "Kok bisa, bu? Apa dia malu untuk keluar sebentar atau mungkin tidak ada kamar mandi?" Ibu bos mengangguk tegas, "Tentu ada kamar mandi, Lidia."  "Trus, gurunya bilang apa? Kenapa Titi sampai begitu ?"  guru itu suda  kasi pake CD perempuan," jawab ibu bos dengan serius, namun senyum kecil mulai terlihat di wajahnya. Aku pun tidak tahan untuk menahan tawa. "CD perempuan, bu? Hahaha," aku tertawa. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami. *** Flashback beberapa tahun lalu, aku masih duduk di bangku sekolah SD. Suatu hari, di tengah pelajaran yang begitu serius, tiba-tiba saja ada keinginan yan...