Skip to main content

kehebatan sejati terletak pada keberanian menghadapi tantangan, bukan sekedar menari di bawah sorotan.

 Dahulu kala, getaran hatiku berirama dengan nafas-nafas kecilku yang penuh harap. Aku merindukan saat-saat dewasa yang gemerlap, merayap di antara bintang-bintang kesuksesan dan kebebasan yang melambai-lambai indah di cakrawala pikiranku.

Aku ingin segera meniti langkah sebagai sosok dewasa, seperti sang pahlawan dalam kisah-kisah masa kecilku. Segala yang berkaitan kehebatan, itulah yang ingin aku gapai. Seolah dewasa adalah pintu gerbang menuju dunia di mana semua keinginan terkabul.

Namun, belantara waktu membawaku menyusuri jalan yang tak terduga. Terkadang, aku merasa hanyut dalam gelombang pengetahuan dan tanggung jawab yang terasa lebih berat dari yang kuduga. Sosok dewasa ternyata bukan sekadar lentera kemegahan, melainkan beban yang mengajarkan arti sebenarnya dari kemandirian.

Sekarang,Aku belajar bahwa menjadi dewasa bukanlah semata tentang mengejar gambaran sempurna yang kudambakan. Ini tentang bertumbuh sebagai manusia, tentang mengakui ketidakpastian, dan menerima bahwa kehebatan  sejati terletak pada keberanian menghadapi tantangan, bukan sekedar menari di bawah sorotan.

 Aku belajar menikmati prosesnya, menemukan keindahan dalam setiap langkah yang kuambil, meskipun sering kali tak setuju. Dan sekarang aku mengerti, bahwa kedewasaan adalah tentang bagaimana kita membangun fondasi kuat untuk merangkai mimpi-mimpi kita, sambil tetap menghargai  keajaiban dalam setiap detiknya.

Comments

Popular posts from this blog

akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas...

  Pada waktu Indonesia memproklamirkan kemerdekaannnya pada 17 Agustus 1945, para pendiri negara sudah memutuskan untuk menjadikan negara Indonesia merdeka sebagai negara yang menganut sistem demokrasi. oleh sebab itu, salah satu dasar  yang terdapat di dalam Pancasila, dasar filsafat negara Indonesia adalah dasar demokrasi yang terdapat di dalam pancasila sila ke empat yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakila". Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia menganut sistem demokrasi. Namun, akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas... mari kita mulai dengan memahami pentingnya demokrasi dalam konteks Indonesia. Demokrasi adalah prinsip fundamental dalam pembangunan negara Indonesia yang tercermin dalam Pancasila, khususnya dalam Sila keempat yang menyatakan "Kerakya...

jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu

 Walaupun dunia ini terasa kejam, jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu. Fokuslah pada kehidupan masa depan, karena di sana terletak peluang dan kemungkinan yang belum terungkap. Jadikan kekejaman dunia sebagai batu loncatan untuk tumbuh dan berkembang. Dalam setiap tantangan, ada pelajaran berharga yang membentuk karakter dan ketangguhanmu. Percayalah, setiap usaha dan perjuanganmu hari ini adalah investasi untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Ingatlah, di balik awan kelam, selalu ada sinar matahari yang bersinar terang. Jangan pernah menyerah, karena kehidupan masa depanmu menunggu untuk diukir oleh tekad dan impianmu sendiri.

. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami.

  Siang tadi, suasana di rumah terasa biasa-biasa saja hingga ibu bos keluar dari kamarnya dengan wajah serius. Dengan nada serius pula, beliau memanggilku, "Lidia, tadi guru Titi menelepon saya. Katanya, Titi buang air besar di celana." Aku terkejut mendengarnya, lalu spontan bertanya, "Kok bisa, bu? Apa dia malu untuk keluar sebentar atau mungkin tidak ada kamar mandi?" Ibu bos mengangguk tegas, "Tentu ada kamar mandi, Lidia."  "Trus, gurunya bilang apa? Kenapa Titi sampai begitu ?"  guru itu suda  kasi pake CD perempuan," jawab ibu bos dengan serius, namun senyum kecil mulai terlihat di wajahnya. Aku pun tidak tahan untuk menahan tawa. "CD perempuan, bu? Hahaha," aku tertawa. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami. *** Flashback beberapa tahun lalu, aku masih duduk di bangku sekolah SD. Suatu hari, di tengah pelajaran yang begitu serius, tiba-tiba saja ada keinginan yan...