Skip to main content

saya pernah tenggelam dalam kenangan masa lalu, sering kali terlarut dalam nostalgia yang menghentikan langkahku.

Ketika matahari perlahan terbenam di ufuk barat, saya duduk sendirian di teras belakang, menatap jauh ke cakrawala yang penuh warna. Udara sejuk membelai pipi, memberi kenyamanan sejenak di tengah keheningan senja. Saya membiarkan pikiran melayang ke belakang, tetapi cepat menyadari bahwa terlalu lama terjebak dalam kenangan masa lalu hanya akan memenuhi hati dengan kekosongan dan kehilangan.

St Menggelengkan kepala, saya mengalihkan pandangan ke depan, mencoba membayangkan apa yang mungkin menanti di balik bukit-bukit yang menghampar di kejauhan. Tantangan-tantangan yang mungkin menanti di ujung jalan. Tapi saya tahu, dengan tekad yang kuat dan kerja keras, setiap tantangan bisa diatasi.

Prestasi yang pernah diraih, meski berharga, tidak boleh membuat saya terlalu terperangkap dalam kesombongan. Sebaliknya, itu harus menjadi pendorong untuk terus melangkah maju, memperbaiki diri, dan membawa dampak positif bagi orang-orang di sekitar.

Saya meyakinkan diri sendiri bahwa fokus saya sekarang adalah melihat ke depan, bekerja keras, dan belajar dari masa lalu tanpa terjebak di dalamnya.

Dulu, saya pernah tenggelam dalam kenangan masa lalu, sering kali terlarut dalam nostalgia yang menghentikan langkahku. Merenung tentang prestasi pribadi terkadang membuat saya merasa terlalu bangga dan terlalu puas dengan diri sendiri. Namun, suatu hari, saya sadar bahwa hidupku seharusnya lebih dari sekadar memori dan pujian diri.

Saya memutuskan untuk mengubah sudut pandangku. Saya mulai melihat ke depan, mencoba untuk memahami bahwa tantangan yang akan datang adalah bagian alami dari perjalanan hidup.

Comments

Popular posts from this blog

akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas...

  Pada waktu Indonesia memproklamirkan kemerdekaannnya pada 17 Agustus 1945, para pendiri negara sudah memutuskan untuk menjadikan negara Indonesia merdeka sebagai negara yang menganut sistem demokrasi. oleh sebab itu, salah satu dasar  yang terdapat di dalam Pancasila, dasar filsafat negara Indonesia adalah dasar demokrasi yang terdapat di dalam pancasila sila ke empat yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakila". Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia menganut sistem demokrasi. Namun, akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas... mari kita mulai dengan memahami pentingnya demokrasi dalam konteks Indonesia. Demokrasi adalah prinsip fundamental dalam pembangunan negara Indonesia yang tercermin dalam Pancasila, khususnya dalam Sila keempat yang menyatakan "Kerakya...

jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu

 Walaupun dunia ini terasa kejam, jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu. Fokuslah pada kehidupan masa depan, karena di sana terletak peluang dan kemungkinan yang belum terungkap. Jadikan kekejaman dunia sebagai batu loncatan untuk tumbuh dan berkembang. Dalam setiap tantangan, ada pelajaran berharga yang membentuk karakter dan ketangguhanmu. Percayalah, setiap usaha dan perjuanganmu hari ini adalah investasi untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Ingatlah, di balik awan kelam, selalu ada sinar matahari yang bersinar terang. Jangan pernah menyerah, karena kehidupan masa depanmu menunggu untuk diukir oleh tekad dan impianmu sendiri.

. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami.

  Siang tadi, suasana di rumah terasa biasa-biasa saja hingga ibu bos keluar dari kamarnya dengan wajah serius. Dengan nada serius pula, beliau memanggilku, "Lidia, tadi guru Titi menelepon saya. Katanya, Titi buang air besar di celana." Aku terkejut mendengarnya, lalu spontan bertanya, "Kok bisa, bu? Apa dia malu untuk keluar sebentar atau mungkin tidak ada kamar mandi?" Ibu bos mengangguk tegas, "Tentu ada kamar mandi, Lidia."  "Trus, gurunya bilang apa? Kenapa Titi sampai begitu ?"  guru itu suda  kasi pake CD perempuan," jawab ibu bos dengan serius, namun senyum kecil mulai terlihat di wajahnya. Aku pun tidak tahan untuk menahan tawa. "CD perempuan, bu? Hahaha," aku tertawa. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami. *** Flashback beberapa tahun lalu, aku masih duduk di bangku sekolah SD. Suatu hari, di tengah pelajaran yang begitu serius, tiba-tiba saja ada keinginan yan...