Skip to main content

Kami yang merantau jauh demi menyambung hidup, bukan karena kaya tapi karena kekurangan. Namun, seakan dilewatkan begitu saja.

ketika kepemimpinan Presiden SBY, kami membangun Rumah dengan bantuan sosial berupa seng dan semen. Bantuan itu bukan hanya selembar seng atau semen, tapi pula sejumput harapan yang meringankan beban finansial keluarga kami. Ketika itu, untuk membeli paku-paku kecil yang vital dalam pembangunan rumah, kami masih bergantung pada bantuan uang yang membantu melunakkan beban biaya.
         Ada saat ketika perwakilan dari pihak desa datang berkunjung ke rumah kami. Mereka melihat betapa kami membutuhkan bantuan, dan rumah kami waktu itu memang dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Bantuan sosial pun datang untuk membantu kami membangun rumah.
         Selama ini,Mama mengatakan bahwa nama kami tidak ada dalam daftar penerima bantuan sosial .Rasanya menyakitkan, bagaimana kami yang telah merantau sangat lama untuk mencari nafkah tidak lagi menjadi prioritas atau bahkan mendapat perhatian yang seharusnya.
      Terpikir di benakku, apakah di luar sana menganggap kami telah menjadi lebih sejahtera? Mungkin mereka melihat bahwa kami telah berusaha keras selama ini, dan mereka berpikir kami telah mampu berdiri sendiri tanpa bantuan. Tapi kenyataannya tidak begitu.Kami yang merantau jauh demi menyambung hidup, bukan karena kaya tapi karena kekurangan. Namun, seakan dilewatkan begitu saja.
        Entahlah



Comments

Popular posts from this blog

akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas...

  Pada waktu Indonesia memproklamirkan kemerdekaannnya pada 17 Agustus 1945, para pendiri negara sudah memutuskan untuk menjadikan negara Indonesia merdeka sebagai negara yang menganut sistem demokrasi. oleh sebab itu, salah satu dasar  yang terdapat di dalam Pancasila, dasar filsafat negara Indonesia adalah dasar demokrasi yang terdapat di dalam pancasila sila ke empat yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakila". Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia menganut sistem demokrasi. Namun, akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas... mari kita mulai dengan memahami pentingnya demokrasi dalam konteks Indonesia. Demokrasi adalah prinsip fundamental dalam pembangunan negara Indonesia yang tercermin dalam Pancasila, khususnya dalam Sila keempat yang menyatakan "Kerakya...

jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu

 Walaupun dunia ini terasa kejam, jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu. Fokuslah pada kehidupan masa depan, karena di sana terletak peluang dan kemungkinan yang belum terungkap. Jadikan kekejaman dunia sebagai batu loncatan untuk tumbuh dan berkembang. Dalam setiap tantangan, ada pelajaran berharga yang membentuk karakter dan ketangguhanmu. Percayalah, setiap usaha dan perjuanganmu hari ini adalah investasi untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Ingatlah, di balik awan kelam, selalu ada sinar matahari yang bersinar terang. Jangan pernah menyerah, karena kehidupan masa depanmu menunggu untuk diukir oleh tekad dan impianmu sendiri.

. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami.

  Siang tadi, suasana di rumah terasa biasa-biasa saja hingga ibu bos keluar dari kamarnya dengan wajah serius. Dengan nada serius pula, beliau memanggilku, "Lidia, tadi guru Titi menelepon saya. Katanya, Titi buang air besar di celana." Aku terkejut mendengarnya, lalu spontan bertanya, "Kok bisa, bu? Apa dia malu untuk keluar sebentar atau mungkin tidak ada kamar mandi?" Ibu bos mengangguk tegas, "Tentu ada kamar mandi, Lidia."  "Trus, gurunya bilang apa? Kenapa Titi sampai begitu ?"  guru itu suda  kasi pake CD perempuan," jawab ibu bos dengan serius, namun senyum kecil mulai terlihat di wajahnya. Aku pun tidak tahan untuk menahan tawa. "CD perempuan, bu? Hahaha," aku tertawa. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami. *** Flashback beberapa tahun lalu, aku masih duduk di bangku sekolah SD. Suatu hari, di tengah pelajaran yang begitu serius, tiba-tiba saja ada keinginan yan...