Skip to main content

Gelak tawa tak terbendung meletus di sekitar barisan belakang, termasuk saya. "Ini Singapura, bukan Sumba, guy’s!"

Hari Natal terasa berbeda di Singapura daripada di kampung halamanku, yang terletak di pulau Sumba yang indah. Setelah merayakan ibadah Natal di gereja, saya bersama sekelompok teman yang juga berasal dari Sumba memutuskan untuk pulang bersama menggunakan bus umum.

Saat kami keluar dari gereja, suasana di sekitar begitu meriah dengan orang-orang yang pulang seusai perayaan Natal. Kami pun memiliki rencana sendiri, yaitu menuju Marina Bay untuk berfoto di sekitar pohon Natal yang megah.

    Kami menuju halte bus dengan harapan bisa segera sampai. Namun, bus yang kami tunggu sudah penuh sesak.Keramaian di dalam bus semakin bertambah ketika penumpang lain yang ingin naik bus yang sama dengan kami turut berusaha masuk padahal sudah penuh sesak dalam bus. Namun, sopir bus masih belum juga memulai perjalanan.Tiba-tiba, suara serentak terdengar dari barisan depan bus. "Maju!" teriak teman-temanku dengan lantang.

    Gelak tawa tak terbendung meletus di sekitar barisan belakang, termasuk saya. "Ini Singapura, bukan Sumba, guy’s!" ujar salah seorang dari kami sambil tertawa.

Aku turut berkelakar, "Nanti kalau mau turun, kita semua serentak,bilang  'Kiri!'" Isyarat yang biasanya digunakan untuk memberi tanda pada supir agar berhenti  kalau di Sumba,namun tentu saja tak berlaku di Singapura.

                    Singapura,24 Desember 2023

.

Comments

Popular posts from this blog

akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas...

  Pada waktu Indonesia memproklamirkan kemerdekaannnya pada 17 Agustus 1945, para pendiri negara sudah memutuskan untuk menjadikan negara Indonesia merdeka sebagai negara yang menganut sistem demokrasi. oleh sebab itu, salah satu dasar  yang terdapat di dalam Pancasila, dasar filsafat negara Indonesia adalah dasar demokrasi yang terdapat di dalam pancasila sila ke empat yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakila". Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia menganut sistem demokrasi. Namun, akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas... mari kita mulai dengan memahami pentingnya demokrasi dalam konteks Indonesia. Demokrasi adalah prinsip fundamental dalam pembangunan negara Indonesia yang tercermin dalam Pancasila, khususnya dalam Sila keempat yang menyatakan "Kerakya...

jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu

 Walaupun dunia ini terasa kejam, jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu. Fokuslah pada kehidupan masa depan, karena di sana terletak peluang dan kemungkinan yang belum terungkap. Jadikan kekejaman dunia sebagai batu loncatan untuk tumbuh dan berkembang. Dalam setiap tantangan, ada pelajaran berharga yang membentuk karakter dan ketangguhanmu. Percayalah, setiap usaha dan perjuanganmu hari ini adalah investasi untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Ingatlah, di balik awan kelam, selalu ada sinar matahari yang bersinar terang. Jangan pernah menyerah, karena kehidupan masa depanmu menunggu untuk diukir oleh tekad dan impianmu sendiri.

. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami.

  Siang tadi, suasana di rumah terasa biasa-biasa saja hingga ibu bos keluar dari kamarnya dengan wajah serius. Dengan nada serius pula, beliau memanggilku, "Lidia, tadi guru Titi menelepon saya. Katanya, Titi buang air besar di celana." Aku terkejut mendengarnya, lalu spontan bertanya, "Kok bisa, bu? Apa dia malu untuk keluar sebentar atau mungkin tidak ada kamar mandi?" Ibu bos mengangguk tegas, "Tentu ada kamar mandi, Lidia."  "Trus, gurunya bilang apa? Kenapa Titi sampai begitu ?"  guru itu suda  kasi pake CD perempuan," jawab ibu bos dengan serius, namun senyum kecil mulai terlihat di wajahnya. Aku pun tidak tahan untuk menahan tawa. "CD perempuan, bu? Hahaha," aku tertawa. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami. *** Flashback beberapa tahun lalu, aku masih duduk di bangku sekolah SD. Suatu hari, di tengah pelajaran yang begitu serius, tiba-tiba saja ada keinginan yan...