Skip to main content

mengubur hewan di sembarangan tempat itu melanggar hukum di Singapura. Sontak, hal ini membuatku teringat pada desaku di Indonesia.

 

     Aku merasakan kepedihan yang amat dalam saat melihat hamster kesayanganku terjepit di pintu, akibat dari usahaku untuk mencegahnya keluar dari kamar. Hati ini hancur melihatnya terkapar tak bernyawa. Setelah memberitahukan keadaan hamster yang suda tak bernyawa  kepada majikanku, dia dengan prihatin berusaha mencari tempat layak untuk menguburkannya di sekitar taman rumah.

majikanku duduk sejenak, tampak dia menggenggam ponselnya, mungkin untuk mengirim pesan kepada seseorang atau mempertimbangkan sesuatu. Tidak butuh waktu lama, sekitar lima menit kemudian, majikan memanggilku dan memberitahukan bahwa mengubur hewan di  sembarangan tempat itu melanggar hukum di Singapura.

    Sontak, hal ini membuatku teringat pada desaku di Indonesia. Di sana, ketika hewan mati, entah itu babi, anjing, atau hewan lainnya, orang seringkali menggantungnya di tempat terbuka seperti diatas pohon shngga orang yang lewat  mencium bau busuk dari jasad hewan itu.  Saat aku masih kecil dan bersekolah, bau busuk itu selalu menyiksa dan sering kali membuatku marah, terkadang sampai mencaci orang yang melakukan hal tersebut karena kesal dengan bau tak sedap itu.                                                  Aku menghela nafas dalam-dalam, sambil bergumam dalam hati, berharap aturan di Indonesia seketat di Singapura. majikanku memanggil orang untuk mengambil jasad hamster untuk dibakar. Aku tak tahu apakah orang itu dibayar untuk tugas itu atau bagaimana prosesnya, tapi melihat hal itu, aku merasa terkejut. Ini merupakan pelajaran baru bagiku tentang betapa berbedanya aturan dan perlakuan terhadap hewan di tempat yang berbeda

Comments

Popular posts from this blog

akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas...

  Pada waktu Indonesia memproklamirkan kemerdekaannnya pada 17 Agustus 1945, para pendiri negara sudah memutuskan untuk menjadikan negara Indonesia merdeka sebagai negara yang menganut sistem demokrasi. oleh sebab itu, salah satu dasar  yang terdapat di dalam Pancasila, dasar filsafat negara Indonesia adalah dasar demokrasi yang terdapat di dalam pancasila sila ke empat yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakila". Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia menganut sistem demokrasi. Namun, akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas... mari kita mulai dengan memahami pentingnya demokrasi dalam konteks Indonesia. Demokrasi adalah prinsip fundamental dalam pembangunan negara Indonesia yang tercermin dalam Pancasila, khususnya dalam Sila keempat yang menyatakan "Kerakya...

jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu

 Walaupun dunia ini terasa kejam, jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu. Fokuslah pada kehidupan masa depan, karena di sana terletak peluang dan kemungkinan yang belum terungkap. Jadikan kekejaman dunia sebagai batu loncatan untuk tumbuh dan berkembang. Dalam setiap tantangan, ada pelajaran berharga yang membentuk karakter dan ketangguhanmu. Percayalah, setiap usaha dan perjuanganmu hari ini adalah investasi untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Ingatlah, di balik awan kelam, selalu ada sinar matahari yang bersinar terang. Jangan pernah menyerah, karena kehidupan masa depanmu menunggu untuk diukir oleh tekad dan impianmu sendiri.

. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami.

  Siang tadi, suasana di rumah terasa biasa-biasa saja hingga ibu bos keluar dari kamarnya dengan wajah serius. Dengan nada serius pula, beliau memanggilku, "Lidia, tadi guru Titi menelepon saya. Katanya, Titi buang air besar di celana." Aku terkejut mendengarnya, lalu spontan bertanya, "Kok bisa, bu? Apa dia malu untuk keluar sebentar atau mungkin tidak ada kamar mandi?" Ibu bos mengangguk tegas, "Tentu ada kamar mandi, Lidia."  "Trus, gurunya bilang apa? Kenapa Titi sampai begitu ?"  guru itu suda  kasi pake CD perempuan," jawab ibu bos dengan serius, namun senyum kecil mulai terlihat di wajahnya. Aku pun tidak tahan untuk menahan tawa. "CD perempuan, bu? Hahaha," aku tertawa. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami. *** Flashback beberapa tahun lalu, aku masih duduk di bangku sekolah SD. Suatu hari, di tengah pelajaran yang begitu serius, tiba-tiba saja ada keinginan yan...