Skip to main content

terkadang hatiku terasa remuk karena kerinduan akan keluarga.

 Hari ini, ketika aku menelpon Mama, setitik rasa haru menyelusup di hatiku. Aku hanya ingin memastikan bahwa kondisi Mama telah sembuh sepenuhnya. Rindu pada keluargabegitu menggebu di hatiku. Namun, aku tak bisa mengubah situasi. Ada beban besar yang membuatku terus harus mencari nafkah di negeri orang, bahkan hingga waktu yang tidak terhingga.

Setiap detik, keinginan untuk kembali bersama keluarga semakin tumbuh. Namun, realitas yang menghimpit begitu kuat. Pulang ke tanah air berartihanya akan mendapatkan pekerjaan dengan gaji kecil, meski telah berjuang keras untuk meraih gelar sarjana.

Beban hidup yang harus kubawa di negeri orang ini begitu berat. Meskipun terkadang ingin menyerah dan pulang, namun kenyataannya akan lebih sulit jika aku kembali tanpa adanya jaminan yang pasti. Rasanya seperti terjebak dalam lingkaran sulit ini, di mana harapan untuk kembali bersama keluarga bertabrakan dengan kenyataan kehidupan yang menuntutku untuk terus berjuang mencari nafkah.

Pilihan yang aku ambil, berjuang di negeri orang, seolah membawa beban berat yang tak kunjung berhenti. Aku menyadari bahwa dengan memilih terus berada di sini, mungkin aku akan terus merindukan keluarga, namun pulang hanya akan membawa kehidupan yang penuh dengan keterbatasan. Hingga kiamat tiba, aku harus bertahan dan berusaha sekuat tenaga di negeri ini, meski terkadang hatiku terasa remuk karena kerinduan akan  keluarga.

Comments

Popular posts from this blog

akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas...

  Pada waktu Indonesia memproklamirkan kemerdekaannnya pada 17 Agustus 1945, para pendiri negara sudah memutuskan untuk menjadikan negara Indonesia merdeka sebagai negara yang menganut sistem demokrasi. oleh sebab itu, salah satu dasar  yang terdapat di dalam Pancasila, dasar filsafat negara Indonesia adalah dasar demokrasi yang terdapat di dalam pancasila sila ke empat yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakila". Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia menganut sistem demokrasi. Namun, akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas... mari kita mulai dengan memahami pentingnya demokrasi dalam konteks Indonesia. Demokrasi adalah prinsip fundamental dalam pembangunan negara Indonesia yang tercermin dalam Pancasila, khususnya dalam Sila keempat yang menyatakan "Kerakya...

jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu

 Walaupun dunia ini terasa kejam, jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu. Fokuslah pada kehidupan masa depan, karena di sana terletak peluang dan kemungkinan yang belum terungkap. Jadikan kekejaman dunia sebagai batu loncatan untuk tumbuh dan berkembang. Dalam setiap tantangan, ada pelajaran berharga yang membentuk karakter dan ketangguhanmu. Percayalah, setiap usaha dan perjuanganmu hari ini adalah investasi untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Ingatlah, di balik awan kelam, selalu ada sinar matahari yang bersinar terang. Jangan pernah menyerah, karena kehidupan masa depanmu menunggu untuk diukir oleh tekad dan impianmu sendiri.

. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami.

  Siang tadi, suasana di rumah terasa biasa-biasa saja hingga ibu bos keluar dari kamarnya dengan wajah serius. Dengan nada serius pula, beliau memanggilku, "Lidia, tadi guru Titi menelepon saya. Katanya, Titi buang air besar di celana." Aku terkejut mendengarnya, lalu spontan bertanya, "Kok bisa, bu? Apa dia malu untuk keluar sebentar atau mungkin tidak ada kamar mandi?" Ibu bos mengangguk tegas, "Tentu ada kamar mandi, Lidia."  "Trus, gurunya bilang apa? Kenapa Titi sampai begitu ?"  guru itu suda  kasi pake CD perempuan," jawab ibu bos dengan serius, namun senyum kecil mulai terlihat di wajahnya. Aku pun tidak tahan untuk menahan tawa. "CD perempuan, bu? Hahaha," aku tertawa. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami. *** Flashback beberapa tahun lalu, aku masih duduk di bangku sekolah SD. Suatu hari, di tengah pelajaran yang begitu serius, tiba-tiba saja ada keinginan yan...