Sejak dua tahun lalu, anting dari Korea yang pernah diberikan oleh majikan sebelumnya menjadi satu-satunya kenangan indah yang selalu aku pakai. Hadiah Natal itu bukan hanya perhiasan biasa, tetapi juga mengandung cerita persahabatan dan kebaikan.
Kemarin, aku memutuskan untuk hadir dalam kegiatan di kedutaan besar (KBRI). Suasana ramai dan penuh keceriaan, membuatku merasa bersyukur bisa menjadi bagian dari momen istimewa tersebut. Setelah acara selesai, aku memilih kereta api sebagai sarana pulang.
Namun, perjalanan pulangku tidak semulus yang kuharapkan. Telingaku tiba-tiba terasa tidak nyaman, sehingga aku mencoba meredakannya dengan mengusap-usap daun telingaku. Tanpa disadari, anting dari Korea yang begitu berharga itu terlepas dan jatuh ke lantai.
Ketakutan dan kekecewaan menyelimuti diriku. Aku segera berjongkok untuk mencari anting tersebut, berharap bisa menemukannya kembali. Beberapa penumpang di sekitarku juga turut membantu mencari, bahkan ada yang dengan baik hati bangkit dari kursinya untuk bergabung dalam pencarian.
Namun, sayangnya, usaha kami tidak membuahkan hasil. Anting itu sepertinya telah lenyap di dalam kerumunan penumpang. Hatiku terasa hampa, tapi kemudian, sebuah keajaiban datang dari ibu yang berdiri di sebelahku.
Ibu tersebut memanggil dengan senyum, "Hei, ini dia antingmu!" Sesaat setelah itu, tangannya menggenggam erat anting itu, seakan membawa kembali kebahagiaan yang hilang. Aku terharu dan bersyukur kepada ibu tersebut yang dengan kebaikan hatinya mengembalikan kenangan berharga itu.
Kami tertawa bersama, sambil bercerita sejenak. Aku merasa beruntung bukan hanya karena anting itu kembali, tetapi juga karena di dalam kejadian kecil ini, aku menyadari bahwa masih banyak kebaikan di dunia ini. Meski kehilangan sesuatu yang berharga, aku mendapatkan kembali kepercayaan bahwa di sekitarku selalu ada orang-orang baik yang siap membantu.
Singapura,14 januari 2024
Comments
Post a Comment