Skip to main content

Suara gemuruh di kejauhan memberi petunjuk bahwa hujan akan segera mengguyur.

 Bunyi mesin cuci yang memenuhi udara kamar menandakan bahwa siklus pencucian telah selesai. Aku bangkit dari sofa dan bergerak menuju mesin cuci, menyambut aroma segar dari cucian yang baru selesai. Cuaca masih terang dan panas, meskipun sinar matahari terhalang oleh awan yang melayang di langit.

Aku mengambil setumpuk cucian yang telah kering dan bergegas keluar ke halaman. Cuaca yang sejuk seketika membuatku merasa lebih nyaman. Beberapa tetes keringat masih tersisa di keningku saat aku menjemur baju di tali yang terbentang di halaman.

Setelah semua baju tergantung rapi, perutku mulai memberikan sinyal lapar yang sulit diabaikan. Aku berpikir untuk segera memasak makan siang. Dengan langkah ringan, aku menuju dapur dan mulai meracik hidangan sederhana untuk diriku sendiri.

Namun, baru saja aku hendak menikmati hidangan lezatku, awan gelap mulai merayap di langit. Suara gemuruh di kejauhan memberi petunjuk bahwa hujan akan segera mengguyur. Aku buru-buru kembali ke halaman, menarik baju yang baru saja kujemur sebelum hujan datang.

Begitu terguyur oleh air hujan, aku merasakan semilir angin yang menyegarkan. Tetesan air hujan membasahi wajahku, membuatku tersenyum. Dalam sekejap, halaman yang tadinya terik berubah menjadi tempat yang sejuk dan menenangkan.

Dengan cepat, aku menyelamatkan cucian yang baru saja kujemur dan membawanya masuk. Aku menatap jendela, menyaksikan hujan yang semakin deras. Dalam ruang yang penuh dengan aroma segar hujan, aku merasa bahagia.

Setelah memastikan semua baju aman di dalam, aku kembali ke dapur untuk melanjutkan makan siangku yang sempat tertunda. Ditemani oleh suara hujan yang lembut di luar jendela, aku menikmati setiap suapan makanan. Sambil tersenyum, aku merasa bersyukur atas keindahan momen sederhana ini, di mana hujan dan kehangatan makan siang bertemu dalam harmoni yang tak terduga.

Comments

Popular posts from this blog

akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas...

  Pada waktu Indonesia memproklamirkan kemerdekaannnya pada 17 Agustus 1945, para pendiri negara sudah memutuskan untuk menjadikan negara Indonesia merdeka sebagai negara yang menganut sistem demokrasi. oleh sebab itu, salah satu dasar  yang terdapat di dalam Pancasila, dasar filsafat negara Indonesia adalah dasar demokrasi yang terdapat di dalam pancasila sila ke empat yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakila". Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia menganut sistem demokrasi. Namun, akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan berikan argumen Anda dengan jelas... mari kita mulai dengan memahami pentingnya demokrasi dalam konteks Indonesia. Demokrasi adalah prinsip fundamental dalam pembangunan negara Indonesia yang tercermin dalam Pancasila, khususnya dalam Sila keempat yang menyatakan "Kerakya...

jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu

 Walaupun dunia ini terasa kejam, jangan biarkan kekejaman itu meredam semangatmu. Fokuslah pada kehidupan masa depan, karena di sana terletak peluang dan kemungkinan yang belum terungkap. Jadikan kekejaman dunia sebagai batu loncatan untuk tumbuh dan berkembang. Dalam setiap tantangan, ada pelajaran berharga yang membentuk karakter dan ketangguhanmu. Percayalah, setiap usaha dan perjuanganmu hari ini adalah investasi untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Ingatlah, di balik awan kelam, selalu ada sinar matahari yang bersinar terang. Jangan pernah menyerah, karena kehidupan masa depanmu menunggu untuk diukir oleh tekad dan impianmu sendiri.

. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami.

  Siang tadi, suasana di rumah terasa biasa-biasa saja hingga ibu bos keluar dari kamarnya dengan wajah serius. Dengan nada serius pula, beliau memanggilku, "Lidia, tadi guru Titi menelepon saya. Katanya, Titi buang air besar di celana." Aku terkejut mendengarnya, lalu spontan bertanya, "Kok bisa, bu? Apa dia malu untuk keluar sebentar atau mungkin tidak ada kamar mandi?" Ibu bos mengangguk tegas, "Tentu ada kamar mandi, Lidia."  "Trus, gurunya bilang apa? Kenapa Titi sampai begitu ?"  guru itu suda  kasi pake CD perempuan," jawab ibu bos dengan serius, namun senyum kecil mulai terlihat di wajahnya. Aku pun tidak tahan untuk menahan tawa. "CD perempuan, bu? Hahaha," aku tertawa. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami. *** Flashback beberapa tahun lalu, aku masih duduk di bangku sekolah SD. Suatu hari, di tengah pelajaran yang begitu serius, tiba-tiba saja ada keinginan yan...