Bunyi mesin cuci yang memenuhi udara kamar menandakan bahwa siklus pencucian telah selesai. Aku bangkit dari sofa dan bergerak menuju mesin cuci, menyambut aroma segar dari cucian yang baru selesai. Cuaca masih terang dan panas, meskipun sinar matahari terhalang oleh awan yang melayang di langit. Aku mengambil setumpuk cucian yang telah kering dan bergegas keluar ke halaman. Cuaca yang sejuk seketika membuatku merasa lebih nyaman. Beberapa tetes keringat masih tersisa di keningku saat aku menjemur baju di tali yang terbentang di halaman. Setelah semua baju tergantung rapi, perutku mulai memberikan sinyal lapar yang sulit diabaikan. Aku berpikir untuk segera memasak makan siang. Dengan langkah ringan, aku menuju dapur dan mulai meracik hidangan sederhana untuk diriku sendiri. Namun, baru saja aku hendak menikmati hidangan lezatku, awan gelap mulai merayap di langit. Suara gemuruh di kejauhan memberi petunjuk bahwa hujan akan segera mengguyur. Aku buru-buru kembali ke halaman, menar...
. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami.
Siang tadi, suasana di rumah terasa biasa-biasa saja hingga ibu bos keluar dari kamarnya dengan wajah serius. Dengan nada serius pula, beliau memanggilku, "Lidia, tadi guru Titi menelepon saya. Katanya, Titi buang air besar di celana." Aku terkejut mendengarnya, lalu spontan bertanya, "Kok bisa, bu? Apa dia malu untuk keluar sebentar atau mungkin tidak ada kamar mandi?" Ibu bos mengangguk tegas, "Tentu ada kamar mandi, Lidia." "Trus, gurunya bilang apa? Kenapa Titi sampai begitu ?" guru itu suda kasi pake CD perempuan," jawab ibu bos dengan serius, namun senyum kecil mulai terlihat di wajahnya. Aku pun tidak tahan untuk menahan tawa. "CD perempuan, bu? Hahaha," aku tertawa. Imajinasiku yang liar mulai melayang ke masa lalu, mengingat pengalaman serupa yang pernah kualami. *** Flashback beberapa tahun lalu, aku masih duduk di bangku sekolah SD. Suatu hari, di tengah pelajaran yang begitu serius, tiba-tiba saja ada keinginan yan...